Entah ini suatu
kebetulan atau bukan, 2 minggu setelah saya posting tulisan saya tentang 5 Reason, Why Always May So Special ,alasan tentang kenapa saya begitu CINTA sama bulan Mei ini, hari ini sepertinya teori hukum tarik menarik yang
ditulis oleh Rhonda Byrne di bukunya The
Secret sedang melakukan aksinya tiada
henti, tulisan tentang bagaimana lingkungan sekitar ikut bergembira saat
suasana diri juga sedang gembira, diantaranya:
1. Sekitar 2
tahun yang lalu
tepatnya 2013, saat saya dengan penuh semangat dan antusias menghadiri
acara launching Film Sokola Rimba dari garapan Duo Idol di dunia perfilman Mba
Mira dan Mas Riri tempatnya di Trans Studio Mall Makassar, saat itu Mba Mira
dan Mas Riri hadir dengan memakai baju kaos warna hitam di depan bertuliskan “Sokola Rimba”.
Jika saya antusias akan suatu hal yang saya lakukan adalah duduk di kursi paling
depan agar konsentrasi mengikuti detik demi detik rangkaian acara, saat sudah tiba giliran sesi tanya jawab saya akan mengangkat tangan kanan
paling tinggi agar mendapatkan kesempatan pertama untuk mengajukan pertanyaan,
dan itupula yang saya lakukan saat itu, dengan pembukaan ucapan selamat datang
di Makassar dan narasi singkat diawal yang terucap setelah MC memberikan mic ke
saya, pertanyaan singkat pun langsung sayai tujukan kemereka berdua:
“Bangka Belitung sudah dengan Laskar Pelangi, Jambi sudah dengan Sokola
Rimba ini, trus giliran Makassar kapan ?”
Saat itu masih saja
teringat, pertanyaan saya tersebut di jawab oleh Mas Riri, dan kurang lebih
jawabannya gini :
“bahwasanya saya (Mas Riri) yang
nota bene orang Sul-Sel tepatnya Enrekang akan ada banyak subyektifitas dalam menciptakan sesuatu, dimana dia sendiri yang
akan terlibat di dalamnya, yang
bisa jadi akan ada banyak intervensi yang mempengaruhi”
Kalau saya menyimpulkan
jawabnya,
bahwasanya akan sulit melihat dan menilai suatu hal apabila kita masih berada
“didalam” beda jika kita berada “diluar”, dalam hati berkata “waduh alamat kemungkinan Makassar dan sekitarnya
akan di singgahi oleh Miles Production dan team akan sulit kalo begini
ceritanya”
Diatas tadi itu cerita
lama, dan apa yang membuat saya mengingat cerita itu kembali? (apa coba ?).
2 hari yang lalu, saat menunggu mata berkompromi agar bisa terlelap di malam
hari, jadilah saya mengambil handphone yang melintang di samping bantal,
pilihan-pilihan dari berbagai aplikasi yang ada akhirnya jatuh ke twitter yang
seharian belum login, dan yang muncul dari accountnya @rizariri
“Bismillah, besok saya mulai syuting film
“Athirah” di Makassar. Film tentang seorang ibu dalam keluarga”, langsung
saat itu juga saya reply tweetnya mendukung dan semoga syutingnya berjalan
lancar. Sebelumnya sh memang sudah pernah dengar kalau Athirah mau di filimkan,
tapi ng nyangka kalau ini akan di garap di bulan Mei ini (duhh kemanaj aja
sayahhh, makanya sering-sering baca dong, jitak kepala sendiri-). Dan
karena keterbatasan informasi lokasi syutingnya tempatnya dimana (walaupun udh
sempat googling tapi ng ketemu), paginya langsunglah saya inisiatif coba
menghubungi kantor Miles Production yang di Jakarta untuk mengetahui lokasinya
dimana, beruntung diangkat oleh salah satu teamnya yang ramah dan tidak sombong
(Haii Mba Dewi) menginfokan kalau syutingnya bakalan sampai Juni pertengahan, mudah-mudahan
suatu hari saya bisa mampir ke lokasi, mau melihat langsung proses pembuatan
filmnya :D then said “Million of Thanks Both
Mas Riri and Mba Mira, akhirnya memilih
Makassar sebagai salah satu lokasi untk berkreasi dan berkarya”. Sekali lagi saya pribadi warga Makassar, mendukung proses pembuatan film ini dan jikalau
di butuhkan akan siap membantu.
2. Setelah acara Pre-Event kedua Makassar Internatonal Writers Festival (MIWF)
2015 tepatnya di awal April, yakni Dee’s Coacing Clinic, kegiatannya sudah saya tulis Dee Coaching Clinic - Makassar dan Efek Samping Seminggu Setelah Ikut Dee's Coaching Clinic
Ng menyangka di akhir
acara, panitia memberikan bukunya Mba Trinity ke saya, katanya hadiah
dari Bentang Pustaka karena saya ada nge-tweet di sela-sela acara berlangsung.
Bentang Pustaka adalah penerbit novel Gelombang karya Mba Dewi Lestari dan juga
penerbit sama dengan hadiah buku yang saya
dapat judulnya Naked Traveler. Bukan judul yang asing bagi saya yang penyuka
traveling, buku ini menjadi bacaan wajib bagi orang-orang yang suka
berpetualang, isi ceritanya ringan serta mampu menumbuhkan motivasi agar selalu ingin
melangkah melihat dunia di luar sana.
Saya follower beliau di
twitter sejak @TrinityTraveler menjalankan misi satu tahun traveling around the world (kalau search di twitternya Mba T memberi tagar
#TNTrtw) bersama Yasmin sahabatnya sejak kuliah, keliling dunia selama satu
tahun... wah gimana rasanya yach kalo lagi home sick.
Well, walaupun di twitter Mba T suka memberi jawaban yang “nyinyir” (siap-siap aq
ditabok) untuk pertanyaan seputaran berapa budget?, gimana cara buat passpor?,
bagaimana rute dari sini sampai ke situ? tapi saya yakin orangnya friendly, beberapa kali
saya nge-tweet ke @trinitytraveler, cuman ng di respon, bukan tentang
pertanyaan seperti diatas loh yach, tapi lebih menanyakan kapan ada jadwal ke Makassar, entah itu book signing,
sharing perjalanan atau sekedar jalan-jalan. Dan di tanggal 14 Mei, saya
mendapatkan kabar pertama kali dari baca twitternya @makassarwriters bahwa
beliau akan mengisi salah satu rangkaian acara di MIWF tahun ini, betapa
senangnya saat itu, setelah membaca langsunglah saya tweet welcome to Makassar.
Tweet di awal april, hadiah dari Bentang Pustaka
3. Kang Maman yang juga ternyata juga orang Gowa,
mengalir darah Gowa dari ibunya, besar di Bone dimana saat itu ayahnya mendapatkan tugas dari negara dan ditempatkan di
daerah tersebut, semula saya berfikir yang menjadi notulen di Indonesia
Lawak Club Trans ini adalah asli
orang Sunda karena sangat melekatnya panggilan “Kang” di depannya, sudah 2 kali datang ke Makassar dan sudah 2 kali
saya mengikuti di 2 acara tersebut yang kebetulan diselenggarakan di tempat yang
berbeda. Acaranya saya tulis di Napak Tilas Daeng Maman Suherman dan [Lanjutan] Dari Pertemuan Melahirkan Karya
4. Cerita bulan Maret, 2 bulan yang
lalu, saya pun kurang paham energi apa yang membuat saya berambis untuk
memiliki buku “Pulang” ini, mungkin karena beberap minggu sebelumnya teman ada
yang memposting sampul buku ini di pathnya dengan memberi comment “masih penasaran, Mba Leila Please Lanjutkan!”, jadilah saya berkunjung di Minggu sore ke salah
satu toko buku Gramedia yang ada di Makassar, toko buku ini lokasinya di Mall
Ratu Indah Jalan Ratulangi, kenapa kesini? karena faktor jarak, toko buku yang
paling dekat jarak tempuhnya dari rumah. Biar menghemat waktu, begitu masuk
pintu utama toko ini , mata dan langkah saya langsung menuju ke meja customer
service yang berada di pojok sebelah kiri untuk menanyakan stock buku “Pulang” ada beberapa,
tak menunggu waktu lama customer service yang sedang jaga saat itu sambil
menatap monitor komputer dia menyebut “stock
bukunya ada 3”, selanjutnya dia memanggil rekannya untuk menunjukan rak mana keberadaan buku
tersebut, jadilah sayapun mengekor dibelakangnya, cari cari cari cari di kode nomor rak
yang dimaksud, sampai diujung belum ketemu dan pindah rak sebelahnya, sayapun ikut membantu mencarinya dan belum ketemu
juga,
akhirnya Mba yang jaga nyerah dan memberi tahu bahwa stocknya sudah ng ada, ”Loh
kok ng ada bukannya kata di depan stocknya masih ada 3, masa 3 hilang semua?“
keluarlah aura kejudesanku (maaf yach mba bukan bermaksud, karena memang aq
kepengen banget buku itu), karena saat
itu ada pengunjung lain bertanya judul buku yang lain, jadilah dia melayani
yang lain dulu, saya pun ng berhenti sampai disitu dan memutuskan mengitari
rak-rak dari ujung ke ujung yang bertuliskan novel belum ketemu juga, saya melakukan hal yang
sama lagi, hampir sejam saya mengitari rak-rak tersebut, akhirnya nyerah balik lagi ke meja customer
service untuk di cek di Gramedia mana yang masih ada stock banyak, jadilah saya
memutuskan untuk beranjak ke arah Gramedia Mall Panakukang yang katanya masih
banyak stock, mudah-mudahan kali ng PHP. Kenapa saya ng nyari buku tersebut ke
esokan harinya saja, karena kapan sudah berganti hari, rasanya semangat saya dipastikan akan menurun, jadi kudu
terelasisasi di hari itu, sampai
di Gramedia Mall Panakukang langsung ketemu buku yang dimaksud, review buku yang sudah saya Review Novel "Pulang" - Leila S Chudori
Kelima orang yang saya ceritakan diatas: Mas Riri, Mba Mira Lesmana, Mba Trinity,
Kang Maman, Mba Leila Chudori yang menjadi bagian dari acara MIWF tahun ini, mereka yang
karya-karyanya pernah menjadi bagian dari pengamatan saya di masa-masa lalu, jauh sebelum ada announcement tentang
siapa-siapa saja yang hadir di acara MIWF tahun ini, orang-orang
yang hebat di bidangnya, bekerja dengan passion masing-masing, dan tak jarang mendapatkan
penghargaan atas karya-karya yang membanggakan (salut, angkat topi)
Banyak ilmu yang bisa di
petik dari mereka, jadi rugi rasanya kalau ng hadir di acara event MIWF yang
akan di gelar tanggal 3 – 6 Juni 2015 di Fort Rotterdam, (info selanjutnya mengenai event ini bisa
cek di makassarwriters.com atau @makassarwriters), makasih Mba @lilyyulianti (Founder/Director MIWF) to make MIWF has been happening in the fifth edition, jangan
lelah dan bosan Mba untuk acara di tahun-tahun berikutnya dan sehat selalu, KAMI
DUKUNG :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar