Jumat, 18 Desember 2015

Menatap Pantai Hingga Peninggalan Sejarah Kota Daeng

Subuh yang hampir saja selesai, matahari pun sedang bersiap memancarkan sinarnya yang akan menyapa selamat pagi kepada dunia, begitu halnya yang terjadi sekitar dermaga kayu bangkoa, sebuah dermaga yang berada diantara deretan ruko yang menjadi pusat jajan oleh-oleh khas Makassar. Para pemilik kapal kecil yang dalam bahasa Makassar di sebut "ketinting", kapal kecil yang hanya memuat maksimal 10 orang, saya satu-satunya dalam rombongan yang menetap di Makassar bersama 6 orang teman saya yang datang dari Jakarta pun tak ragu untuk masuk kedalam dermaga, kehadiran kami di sambut pemilik kapal yang menyapa menawarkan jasa, "mauki kemana ade' ?" dengan logat khas Makassar, kalau tebakan saya bapak yang menyapa kami ini berumur sekitar 45 tahun, teman saya Sinta langsung mengalihkan pandangan ke arah saya, seolah matanya memberi kode untuk meminta saya melakukan transaksi dengan sang pemilik kapal, tanpa berpikir lama saya pun kembali bertanya "Daeng, berapa sewa kapal ke Kodingareng Keke ?, "Iye 400 ribu biasanyami" lanjutnya, karena saya sudah paham standar harga, saya pun melakukan tawar menawar dan kami setuju di harga 300 Ribu, dengan tambahan destinasi satu pulau lagi yakni mengunjungi Pulau Samalona. Tanpa membuang-buang waktu, kami bertujuh pun menaiki ketinting plus bapak nahkoda kapal dan satu asistennya yang bertugas untuk menarik tali dan jangkar.

Kami tidak langsung ke pulau Kodingareng keke sesuai dengan perjanjian awal dengan pemilik kapal, tapi ke pulau Kayangan yang berjarak hanya sekitar 300 Meter dari dermaga, rupanya pulau ini adalah tempat mengambil alat snorkling yang akan kami gunakan, asisten yang berlari ke arah rumah penduduk dan hanya hitungan lima menit sudah kembali sambil berlari kecil, ditangannya sudah ada pelampung, mask snorkel dan fins. Deburan ombak dan burung burung yang sedang bersautan melengkapi perjalan kami di tambah percikan air yang sesekali masuk ke kapal.

Semakin mendekati pulau Kodingareng keke semakin jelas terlihat pepohonan hijau menjadi pusat perhatian kami berdiri dengan kokohnya, di lengkapi gradasi birunya laut sejauh mata memandang, pulau ini tidak berpenghuni, takjub yang luar biasa begitu turun dari kapal dengan hamparan biru yang menarik garis lurus, menahan nafsu untuk segera mengintip isi dalamnya. Sebelum semuanya berhamburan di birunya laut, kita sudah bersepakat untuk mendirikan tenda terlebih dahulu, menyimpan barang barang dan amunisi makanan ringan.

Menikmati bawah lautnya dengan terumbu karang dan ikan yang sesekali melintas menjadikan kami betah berlama lama tengkurap dengan pelampung sebagai penahan, tak perduli dengan cuaca terik yang menyinari tubuh

Pakaian yang melekat di tubuh sudah basah, kami pun secara bergiliran menggantinya dengan baju kering, karena tenda yang berdiri hanya ada satu jadilah kita bersepakat yang mendapatkan giliran terlebih dahulu adalah berdasarkan urutan bulan lahir, berhubung saya yang lahirnya di awal tahun sehingga mendapatkan giliran pertama kali. Siang sudah hampir berlalu, waktunya mengisi perut yang sebelumnya hanya makan roti keju dan biskuit coklat.

Rute selanjutnya di pulau Samalona, disini kita akan menikmati segarnya aneka macam ikan yang baru di tangkap oleh nelayan untuk di hidangkan, kalau orang makassar menyebutnya Ikang Bakar , jangan heran kalau ke Makassar, pengucapan beberapa kata selalu kelebihan "G" selain kata ikan yang di tambahkan diakhir, ada juga makang (asal kata dari makan), jangang (dari kata jangan), saya pun tak tahu penjelasannya kenapa ini terjadi, tapi kami yang orang Makassar akan bisa menebak maksud dari perkataan dengan tambahan "G" di belakang kata.
Sistem berjualan mereka di pulau Samalona untuk biaya makan siang kali ini di hitung perorang, nasi dan ikan beserta sambal yang menjadi ciri khas, sehingga kami sudah terima beres, bisa juga dengan cara membawa ikan sendiri untuk di bakar oleh pemilik warung, biaya tambahan lainnya yakni sewa gasebo, kami menyebutnya bale-bale, karena pemilik gasebo ini berbeda dengan pemilik warung.
 

Kami sengaja mengabiskan waktu sambil mengitari pulau, beberapa sedang memejamkan mata tertidur sejenak, dan ada pula hanya duduk menikmati angin sambil membaca buku.

Pulau ini merupakan salah satu tempat terbaik menunggu senja, berdasarkan kesepakatan bersama kami akan melihat gradasi kuning dan matahari yang sebentar lagi bersembunyi, sebelum akhirnya kami kembali ke kota, dan beruntung saat senja datang matahari bersinar dengan bulatan penuh tanpa tertutup awan.









Napak Tilas Sejarahnya
Hari kedua acara reuni sebelum sorenya mengantarkan teman teman saya ke bandara, kami bertujuh dengan formasi sama dengan kemarin menunjungi salah satu peninggalan bersejarah bangunan desain Eropa, namanya pun salah satu kota di Belanda yakni Rotterdam, benteng ini selalu ramai di hari libur dan lokasinya yang berada di tengah kota.

Pintu gerbang yang berbentuk setengah bujur sangkar yang sedikit melengkung di masing-masing ujung bagian atas adalah satu satunya jalur masuk untuk dapat menikmati bangunan-bangunan bersejarah, tidak ada tarif  masuk yang di tetapkan oleh pemerintah, hanya seikhlas para pengunjung.
Total luas benteng ini sekitar hampir 3 Hektar dengan 16 buah bangunan yang di setiap bangunannya terdapat huruf alphabet dari A sampai P sebagai tanda urut, bangunan ini tetap berdiri kokoh seolah memberi isyarat agar kelestarian tetap dijaga oleh generasi berikutnya




Langkah kami sempat terhenti saat bertemu sekelompok anak muda berbaju seragam berbahan kaos sedang bernyanyi diatas benteng di temani sebuah gitar, lagu pakkarena yang mereka dendangkan dengan pembagian suara satu dan dua sangat merdu terdengar di telinga, lagu ini membawa saya sejenak mengingat masa duduk di bangku Sekolah Dasar saat menyanyikan lagu ini diacara penyambutan tamu dari ibukota di rumah jabatan Bupati, terakhir lagu pakkarena saya dengar saat acara pernikahan adat tetangga sebelah rumah setahun yang lalu. Walaupun tidak mengerti arti dari lagunya, teman teman saya ini turut serta menikmati nada dengan pembagian suara yang pas, saya menduga sekelompok anak muda ini berasal sanggar seni kampus.


Sejarah itu sederhana tak perlu di buat rumit, tugas kita hanya melanjutkan tugas menjadikan daerah yang lebih baik.

Jika masih berpikir citra seramnya Makassar seperti yang ada di berita televisi,tentu tidak semuanya benar, yang pasti kota kami menawarkan keindahan alam dan warisan budaya yang membuat siapa pun ingin selalu kembali.

Selasa, 08 Desember 2015

Catatan A to Z, 2 hari bersama Travel N Blog 5 - Makassar

"Akhirrnyaaaa" ini kalimat pertama yang terucap saat membaca twitternya @TravelNBlogID kalau acara Travel n Blog yang kelima akan diadakan di Makassar tanggal 5 dan 6 Desember 2015, lokasinya di Digital Lounge Jalan Ratulangi. Ini adalah acara yang kelima kalinya setelah sebelumnya acara serupa sudah di selenggarakan di kota Jakarta, Bandung dan Semarang ("loh kota satunya lagi ? ") dan Jakarta sudah dua kali di selenggarakan.

Catatan From A to Z mengenai acara seru ini :
Alasan mengikuti acara ini, setiap orang pasti memiliki alasan kenapa ikut di Travel n Blog dan ini bisa macam-macam, generally ingin memberikan informasi tentang jalan jalan bagi orang lain, berbagi pengalaman mengenai destinasi, mendapatkan tambahan pendapatan, cerita buat anak cucu di masa mendatang, ingin terkenal *Ehhh, dari semua tujuan positif yang sudah diutarakan tadi, pastinya yang akan menentukan arah perjalanan blogging kamu selanjutnya.

Branding blog, jangan ragu untuk melakukan marketing your self in blog, salah satunya dengan cara berdiskusi dengan orang-orang yang sudah terlebih dulu menggeliti dan belajar dunia ini, bergabung komunitas juga bisa membantu karena di situ tempat berkumpulnya informasi.

Cari sesuatu yang unik dari angel yang berbeda, jika ingin lebih menarik kemas dalam bentuk angel lain yang tidak umum dimasukan kebanyakan orang, gunakan seluruh panca indera sehingga bisa lebih peka, salah satunya cara banyak membaca tentang destinasi yang ingin di tuliskan.

Daeng Ipul salah satu Blogger Makassar sekaligus pengisi materi diacara ini, beliau sudah nge-blog sejak 2006 dan tergabung di komunitas Blogger Makassar Anging Mammiri, hari pertama nge-guide kita untuk acara outdoor, menceritakan banyak hal tentang kerajaan Gowa, kejayaan masa lampau,  dihari kedua sebagai satu tamu di sesi sharing dengan tema positioning and promotion , informasi yang didapatkan banyak, salah satunya beliau belum menemukan blogger makassar yang spesifik membahas tema travel, selain itu memasukan local content dalam tulisan itu perlu.

Ekspektasi karena suka, kegiatan blogging itu jangan langsung memiliki ekspektasi uang, karena akan membuat frustasi sendiri apabila sampai pada titik blog kamu belum memberikan penghasilan, ini salah satu yang membuat keberlanjutan blog kamu tidak akan bertahan lama, so lakukan karena senang dan selanjutnya hal lainnya akan mengikuti.

Firsta, speaker satu ini unik dalam memberikan opening, gimana ng unik coba, aku yang baru datang, langsung di sodorin kertas dengan pertanyaanya tentang reason dan aim dari blog. Di sesi  managing your blog, materi yang di bawakan dibuat santai jadi enjoy mendengarkan cerita cerita selama sejaman, termasuk tentang background para travel blogger, sisi lain yang harus di tulis dari suatu perjalanan bisa dari culture, food and people termasuk memperhatikan sudut pandang yang kira kira di perlukan oleh reader, so jangan lupa tempatkan diri sebagai pembaca.     

Gerimis tak dapat di hindari saat acara outdoor, tapi ini tidak menyurutkan rombongan, kita berteduh di museum Kareng Pattingaloang yang didepannya terparkir meriam jaman dulu, didalam museum terdapat cermin besar yang memantulkan gambar dari langit langit atap serta benda benda bersejarah yang di kemas di tiap tiap lemari kayu, saat gerimis selesai dan keluar dari musium tersebut aduhayyy ternyata di sambut dengan pelangi yang seolah ingin memberi sambutan "selamat sore"

Herritage Tour di 2 benteng di sekitaran Makassar. Perjalan pertama yakni Benteng Somba Opu Gowa, kami pun mampir di museum Kareng Pattingaloang dan berkeliling di sekitaran lokasi benteng dan yang kedua Benteng Fort Rotterdam, ngapain aja selama kegiatan ini tertulis khusus di cerita Berkunjung di 2 Benteng dalam 4 Jam

Imallombasang Daeng Mattawang Muhammad Baqir Karaeng Bonto Mangape Sultan Hasanuddin, nah panjang khan, nama lengkap dari Sultan Hasanuddin yang terdiri atas gelar kebangsawanan, ilmu baru nh, saya aja yang tinggal di Makassar dan sering menyebut nama sultan Hasanuddin baru tau kalau ternyata namanya sepanjang ini, dalam buku sejarah ada ng ya? 

Jalan jalan tapi tidak ada kejadian? trus apa yang ditulis? ini menjadi salah satu pertanyaanku di salah satu sesi saat acara berlangsung. Cerita perjalan selain menulis "how to get there" bisa jadi story of destiny, misalnya jalan jalan ke toraja bukan hanya cerita tentang rumah adat, bisa jadi mengambil sisi lain yang di temukan selama perjalanan seperti di bus dominan mendengarkan lagu lagu rohani, karena orang toraja kuat memelihara adat dan agam.

Konsep dan konten, ini menjadi kekuatan dalam sebuah tulisan, bisa ng blog tanpa konsep? bisa tapi kurang tajam

Lomba blog, bisa jadi pemacu dalam mengasah ketajaman tulisan kamu sekaligus mendisiplinkan diri dalam menulis mengingat setiap lomba selalu ada deadline, syukur syukur bisa menang, kalau belum menang, baca tulisan tulisan mereka yang sudah menang dan pelajari apa yang menjadi sisi menarik dari tulisan tersebut.

Mozta atau Ary, sesi materi terakhir sebelum masuk ke sesi diskusi, materi yang dibawakan tentang blog construction, materi yang sedikit teknis tapi menarik, bagaimana blog supaya enak di lihat, pemilihan font yang tidak membuat pusing pembaca, does and don't, widget 3 kolom yang sudah jadul sebaiknya di hindari, struktur blog saat ini kembali ke konsep dasar sederhana, beliau juga menyarankan untuk lebih sering melihat trend yang menjadi model dari konstruksi sebuah blog.

Namun bagaimana jika sedang tidak jalan jalan? bisa saja menuliskan hal hal yang dianggap biasa tapi dibutuhkan orang lain, misalnya transportasi dari bandara ke kota, rekomendasi jajan massal dan lain lain.

Originilitas tulisan, perhatikan copy right, jangan pernah copy paste dari tulisan orang apalagi mengaku itu tulisan kamu, masukan sumber jika mengutip dari suatu sumber bacaan.

Photo memberikan porsi penting, tidak melulu photo selfie dan kalau lagi bosan nulis boleh juga hanya masukan photo-photo seolah olah gambar tersebut yang sedang bercerita.

Quote dari Daeng Ipul saat mengisi di acara sesi sharing keren loh, salah satunya "manusia kaya dari apa yang dimiliki, dan bahagia dari apa yang diberikan" ahayyy

Rahman Arief (eh terbalik *maaf), membukanya dengan sesi hasil dari survei yang dilakukan kenapa orang tertarik membaca blog dan hal apa yang membuatnya menjadi menarik, struktur tulisan yang terdiri dari pembukaan, tengah dan penutup. Buat pembukaan yang menarik karna ini menentukan apakah orang yang membacanya tetap betah membaca tulisan kamu atau berhenti, porsi paling panjang adalah bagian tengah dan buat akhiran yang bahagia.

Spesifik Blog agar mempermudah ketajaman dan pihak endorsment juga lebih mudah menyeleksi, kalau isi blog campur campur akan membingungkan kalaupun harus campur ada 3 atau 4 tema saja, dari tema yang di masukan nanti ketahuan genre lebih dominan kemana.

Trend tulisan bertema travel saat ini lebih ke story, karena orang lain sudah banyak memilih tulisan tentang how to

Usahakan konsisten agar tidak di tinggalkan oleh reader,  bisa seminggu sekali atau dua minggu sekali asal jangan setahun sekali nanti dikira lebaran dan bisa jadi sudah lupa password untuk log in di blog

Vira dan Mumun dari indihoy.com, mumun sebagai mc/moderator dari hari pertama dan hari kedua yang membuat suasana menjadi cair dan tidak mebosankan, Vira bertugas pembicara pertama di hari pertama sesi travel blogging, siapa siapa travel blog yang ada di Indonesia dengan fokus tulisan mereka masing -masing

Wira Nurmansyah, memberikan materi mendadak bikin iri sekaligus bengong dan bertanya tanya "kok bisa yach mengambil photo se ciamik itu", waktu yang tepat untuk memotret yakni saat sunrise dan sunset karena saat itulah warna warna yang akan ditangkap akan keluar, perhatikan proporsi yang membentuk garis horisontal, vertikal, segitiga dan simetris satu sama lain intinya harus sabar menunggu momen, kamera dengan sensor yang lebih luas memberikan hasil yang lebih bagus, serta  megapixel yang besar bukan menjadi patokan kualitas dari photo.

X heheh agak susah mencari catatan yang berawalan X, di loncatin ng pha2 ya ... piiiss

Yang menjadi trend layout kembali yakni dengan warna dasar yang sederhana dan tidak berlebihan, orang lebih cenderung suka yang standar sehingga tidak membuat lelah membacanya.

Zosial media (upss yang terakhir agak maksa baca: sosial media), ini adalah sarana paling mumpuni untuk bisa menjaring pembaca, promosi sosial media baik itu di Twitter, Facebook, Instagram, Google Plus, paling efektif yang mana dari kesemuanya? jawabnya tergantung dari siapa audience yang di tuju, waktu terbaik buat ngepost sebaiknya di prime time seperti pagi saat orang mau mulai beraktifitas, jam makan siang dan malam setelah makan malam.


Nah itu tadi cerita 2 hari bersama Travel N Blog, keren khan acaranya. Terima kasih sharingnya dan sudah memilih kota kami sebagai salah satu tempat terselenggarnya acara... seru seru seru

Terakhir untuk review dari keseluruhan nh, teori khan udah, latihan nulis juga ada, feed back dan masukan dari speaker dan peserta juga menjadi bagian dari acara ini, saatnya kembali kedepan laptop masing-masing untuk praktek atas ilmu yang berguna ini, semoga tujuannya tetap mulia, tidak hanya plan yang cuma bisa mengendap di draft

Semoga komunikasi kita tidak hanya sampai di tanggal 6 desember kemarin, masih boleh dong nanya nanya dan diskusi yang berkelanjutan ?? :) :)
Travel N Blog Makassar
Goodie Bag dan Hadiah di Travel n Blog Makassar

Minggu, 06 Desember 2015

Berkunjung di 2 Benteng dalam 4 Jam


Awal Desember, salah satu run down acara jalan jalan ke salah satu tempat , kali ini dari Travel N Blog memilih benteng Somba Opu dan Benteng Fort Rotterdam yang lokasinya tidak jauh dar tempat penyelenggaraan acara di Dilo Jalan Ratulangi, Makassar
Tepat jam 2 siang, kami pun berangkat ke lokasi pertama yakni di Benteng Somba Opu, yang berlokasi di daerah Gowa. Gowa ini adalah Kabupaten tetangga paling dekat dari Makassar, Kalo di sekitaran Jakarta ada Jabodetabek, kalau di Makassar namanya Magoma (Makassar Gowa Maros), jarak tempuh dari Makassar sekitar tiga puluh menit dalam kondisi normal (dengan asumsi tidak ada truk terbalik di jalan apalagi iring iringan kampanye yang biasanya membuat perjalanan jadi terhambat) untuk sampai di Benteng Somba Opu.
Di temani awan yang sedikit menghitam, kami pun sampai di lokasi, dan tak lupa berfoto di depan
Foto diambil dari @TravelNBlog

hujan rintik rintik membuat kita sekaligus berteduh di sebuah rumah adat, rumah yang didalamnya terdapat sisa sisa peninggalan saat itu (peluru, uang kertas jaman dulu dan lain lain) sambil mendengarkan cerita Daeng Ipulgs mengenai sejarah Benteng tersebut, nama silsilah raja rajanya
Saat keluar dari rumah,  masih di sekitar area Benteng Somba Opu kita bisa melihat berbagai macam rumah panggung beraneka ragam , ada rumah panggung Bugis, rumah panggung Mandar dan rumah adat Toraja mengunjungi Benteng Somba Opu
Ada satu yang yang tidak ada dalam buku sejarah ternyata Sultan Hasanuddin ini punya nama panjang yakni I Malombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir Karaeng Bontomangape Sultan Hasanuddin, nama nama tersebut secara berurutan pernah di berikan kepada beliau termasuk nama gelar
Sayangnya, pengunjung yang berada di lokasi tidak menjaga kebersihan di sekitarnya, sampah sisa sisa terlihat berserakan
Perjalanan berikutnya ke Fort Rotterdam, tempat ini adalah salah satu space tempat berkumpul orang orang Makassar, tujuan orang kesini selain untuk ajang ketemuan ataupun mengantar tamu memperkenalkan salah satu peninggalan jaman dulu yang masih tersisisa. Tempat ini adalah tempat wajib para turis turis asing karena mengingatkan banguna banguna di negeri mereka.
menjadi incaran dari turis Selama 5 tahun di Makassar, ini pertama kalinya aq dapat penjelasan mengenai sejarah dan cerita Makassar termasuk berdirinya Fort Rotterdam ini.



Sabtu, 21 November 2015

Finally, I am Not Watching on Recording

Awal mengenal sosok beliau sekitar 4 tahun lalu, seorang teman kantor yang merupakan Alumni Institut Pertanian Bogor mengupload di wall account Facebooknya kemudian comment yang dia tulis "Ini salah satu alumni yang membanggakan". Penasaran, saya pun meng-click link tersebut yang tidak lain terhubung YouTube, isinya rekaman berupa acara sharing dengan para mahasiswa,  di 5 menit pertama saya masih menonton rekaman tersebut via mobile phone. Karena menurut saya video ini isinya inspiratif dan yang di utarakan adalah hal hal konkrit, saya pun langsung bergegas membuka laptop, nyalakan wifi, agar lebih jelas melihat siapa sosok yang sedang berbicara tersebut. Dengan memasukan key word "Handry Satriago", rupanya sudah banyak youtubers yang sudah mengupload berbagai acara-acara beliau, satu persatu pun saya tonton, mulai dari audiencenya mahasiswa maupun yang mungkin mereka sudah lulus atau sedang bekerja.
Sabtu di minggu ke tiga bulan November 2015, cuaca Makassar yang sedang mendung mendayu dayu namun belum juga turun hujan menjadi pengiring perjalanan menuju Wisma Kalla tepatnya di Lantai 2 Ruang Saoraja, suatu acara yang di selenggarakan oleh Akademi Berbagi Makassar. Awalnya, mengetahui informasi acara berbagi dengan Pak Handry Satriago ini dari account twitternya @AkberMks ,saya pun tidak membuang buang waktu dengan membuka link pendaftaran peserta agar tidak kehabisan seat. Saat hari H tiba, aq pun datang ke ruangan yang sudah banyak peserta lainnya dan tak lama menunggu, acaranya pun sudah di mulai. Di buka dengan perkenalan tim dari Akademi Berbagi serta perkenalan moderator Ibu Fauziah yang bercerita bagaimana saat mengenal serta sosok Pak Handry yang saat ini menjabat sebagai Chief Executive Officer di General Electric Indonesia (CEO GE Indonesia).
Acara yang di nanti, saat moderator memanggil Pak Handry, sosok yang humble dan friendly ini yang muncul dari belakang, di awal pembukaan dalam sesi sharing tersebut, beliau mengemukakan tentang faktor yang menyebabkan perubahan di 10 tahun terakhir, work to be easier karena internet, tekonologi, social media, informasi dan lain lain, di tengah perubahan tersebut sayangnya perubahan yang terjadi di Indonesia justru tidak banyak, konkritnya misalnya bangsa kita pengekspor komoditas sejak jaman dulu.
Hal yang menurut pendapat beliau, yang masih perlu di kembangkan oleh generasi berikutnya agar tidak hanya menjadi obyek dari globalisasi yakni :
1. Memiliki Ide
Globalization, tentang toko buku yang sudah mendunia Amazon, yang tidak memiliki toko, taksi uber yang tidak memiliki armada, serta kesuksesan pebisnis lainnya, bukan karena atas keunggulan produk yang di ciptakan tapi munculnya ide yang cemerlang.
2.  Bagaimana Meyampaikan Ide
Sifat karakter di budaya kita apabila idenya tidak di terima, adanya sifat "ngambek", malas untuk kembali mengutarakan ide lagi karena takut idenya tidak lagi di terima, nah hal ini yang perlu di benahi, mungkin karena ide itu sifatnya mengambang, atau mungkin juga belum tepat ter eksekusi.
3. Bagaimana mengeksekusi ide tersebut dengan percaya diri.

Selain hal diatas, Pak Handry juga sharing awal mulanya diangkat menjadi CEO GE Indonesia, saat sedang berada di Vietnam yang ternyata disaat yang sama, orang nomor 2 di GE Global juga sedang berada di negara tersebut, saat hendak kembali ke Indonesia sehari sebelumnya, tetiba mendapat kabar bahwasanya diajak menggunakan pesawat yang sama (pesawat pribadi) dengan Big Boss Nomor 2 di GE ini, saat di dalam pesawat setelah berdiskusi berbagai hal, beliau langsung di sodorkan pertanyaan yang diluar dugaan, "Are you ready if i choose you as CEO in Indonesia?", kesempatan menjawabnya hanya 2 jam, dan saat pesawat mendarat di Indonesia, saat itu pula beliau menerima sebagai CEO GE Indonesia (langsung teringat quote "Always do the best of you can does, cause something happen for the reason")

Adapun beberapa pertanyaan dari peserta yang terangkum diantaranya tentang :
Comfort Zone
Most dangerous if you feel in comfort zone, inilah tulisan di buku yang berjudul Sharing 2 yang di tulisnya, yang menjadi dasar aq bertanya lebih lanjut, kapan saatnya kita tahu bahwa kita berada di area comfort zone, saat kita sudah merasa paling nyaman, melakukan sesuatu dengan tanpa ada nilai tambah dari rutinitas yang berulang tersebut, simple and valuable answer
What Kind of People you Looking for in Team
People who is always say "Yes" jawabnya langsung, menurutnya untuk apa bekerja dengan people yang hendaknya hanya bisa menurut tanpa memberikan masukan masukan. Hal ini yang di lakukan rutin ke teamnya untuk menggali ide ide tidak harus di setting sedemkian rupa agar ide itu muncul, tapi dengan membuatnya seperti budaya. First mistake his doing di awal bergabung di GE yakni menunggu kerjaan. Run extra miles atau bekerja lebih, bukan berarti itu "cari muka" ke atasan, tapi menunjukan performance lebih dari yang di targetkan.
How to Delivered Idea in The Right Track
Tidak mudah menyampaikan ide di tengah tengah organisasi yang malah belum ter-setting atas penyampaian ide, sampaikanlah di moment yang tepat dengan cara anggun, and make sure idea coming from that you are really understanding, intinya ide tersebut bukan dari hasil jiplakan dan mengada ada namun real time dan konkrit.
 
Di akhir sharing dan sebagai cerita penutup tentang saat awal beliau saat diminta oleh ibunya menjadi imam Shalat Azhar di rumah, saat rakaat pertama beliau langsung terjatuh dan saat itu adalah saat terakhir kali bisa menggunakan kakinya, selama 3 minggu mengurung diri di kamar, blame others, merasa tidak adil dengan kehidupan ini, sampai pada akhirnya Ayahnya masuk ke kamar dan memberi 2 pesan yang masih melekat sampai sekarang, yakni tentang takdir yang sudah di rencanakan Tuhan dan bagaimana cara memperjuangkannya, sebagai ilustrasi di jalan kehidupan yang senantiasa menanjak, kita di hadapkan untuk mendorong mobil, cobalah untuk mendorong mobil tersebut, jika kelelahan coba tahan sejenak, namun jangan pernah berhenti, karena kapan akan berhenti, kita sendiri yang akan terseret, sesaat mata pun ikut berkaca kaca, andai saja di iringi dengan back sound yang melow, pastinya aq sudah meneteskan air mata hikss hikss #BukanLebay.
Saat acara pengambilan gambar rupanya handphone lagi lowbat, sehingga ng ada dokumentasi selfie photo (then i believe, i will meet him again in another moment), jadinya upload photo yang diambil saat tiba di rumah, bukuku yang mendapatkan kesempatan ditanda tangan pertama kali.
Sekitar satu jam tiga puluh menit, tak terasa beliau mengutarakan hal hal yang inspiratif. Terima kasih Pak Handry sudah berbagi di kota kami, sehat selalu dan terus menjadi inspirasi buat banyak orang, terima kasih juga dari tim Akademi Berbagi Makassar untuk acara super keren ini.
Oh iya jadi kebawa nh di tulisan ini beberapa istilah menggunakan in English, mungkin ini yang di sebut multiplier effect, dimana Pak Handry juga menyelipkan istilah istilah in English tersebut di sela sela sharing ini.
So, What The Next? Mari kita mendorong mobil di jalan yang menanjak :)

Rabu, 30 September 2015

5 Tahun di Jakarta Vs 5 tahun di Makassar

Bulan September adalah bulan yang mengenapkan aq menetap di kota kelahiran, sebelum bulan ini berlalu layaknya lirik lagu when september ends nya si Green Day, aq mau bercerita tentang what i feel selama 5 tahun terakhir ini hidup di Makassar yang kebetulan juga 5 tahun sebelumnya tentang perjuangan hidup di Jakarta (ciieeileehhh), ini opini pendapat pribadi loh ya:

Pengembangan Diri
Tentu saja merantau ke Jakarta dengan segala macam hiruk pikuk nya, menjadikan aq harus fight, gimana ng coba kalau mau makan mesti cari dulu, mau kemana-mana berjuang dulu mendapatkannya at least extra effort melangkahkan kaki ke tempat yang akan di tuju. Bagaimana dengan Makassar ? kalau berbicara mau makan apa sh ng pusing lah wong aq tinggalnya ama ortu paling tidak nasi udh tersedia bahan misalnya telor atau indomie udah ada, mau makan bahannya tinggal buka lemari simple bukan, itu tadi perbandingan dari sisi bagaimana memuaskan perut. Kondisi jalan pastinya saat ini bisa di bilang macet juga tapi di jam-jam tertentu misalnya jam berangkat atau pulang kantor, ada pejabat lewat dengan segala macam pasukannya, entah siapa dia yang belum tentu juga dikenal masyarakat (ya gituu dh). Nextnya, tentang memuaskan isi kepala atau sebut saja namanya ambisi, tak dapat dipungkiri apapun yang dicari di Jakartlah tempatnya, asal mau mengeluarkan waktu dan  tenaga untuk mencarinya ketemu deh tuh, mulai dari kelas premium maupun versi KW. Makassar yang bisa dibilang 5 tahun belakangan ini menunjukan perkembangannya, misalnya jika dikategorikan barang unusual kalaupun ada judulnya juga harus order ataupun indent terlebih dahulu, kategori jasa cukup tertutupi karena sudah ada "beberapa" jasa-jasa yang di tawarkan yang merupakan perpanjangan tangan dari apa yang ada di Jakarta.


Life Balance
Sudah hal yang lumrah bahwasanya menyebut Jakarta, kata yang terlintas pertama kali adalah "macet" jadi mungkin tidak akan dibahas panjang lebar mengenai hal ini, kejadian ini menjadikan waktu banyak yang terbuang dijalanan, mengharuskan juga berangkat lebih awal dan sampai di rumah lebih lambat  Percaya atau tidak, dengan kondisi macet begini spent time di jalan jadinya lebih lama. bayangkan waktu untuk bermacet-macet ria, ditambah jam kantoran yang rata-rata minimal 8 jam sehari, nah alokasi untuk tidur dan me time jadi berkurang. Bandingkan dengan jam kerja yang sama di Makassar, macetnya gimana? yach macet juga sh cuman ng selama Jakarta, mau kemana-mana di Makassar juga ng jauh-jauh amat. Tapi yach jangan salah dengan kondisi seperti ini, Alhamdulillah selama di Jakarta aq ng pernah kenal yang namanya opname, sementara di Makassar, baru aja 2 bulan udah kena demam berdarah dan harus terkapar di rumah sakit selama seminggu, kenapa ya? "i don't know juga hehehe


Karir
Jakarta menawarkan lebih banyak pilihan karir, entah kenapa ng move on dari kantor Jakarta ini selama 5 tahun, sempat pindah tapi judulnya pindah gedung aja dari gedung lama ke gedung baru hehehe benderanya tetap sama. Saat pindah ke Makassar, 2 bulan bekerja menggunakan bendera kantor Jakarta tadi, saya dihubungi oleh pihak head hunter dan setelah melalui proses aq menerima tawarannya dan kantor kedua ini bertahan selama dua tahun 6 bulan. Tempat aq kerja sekarang ini adalah perusahaan ke 3 selama di Makassar, sampai di september 2015 ini umurku bekerja disini sudah 2 tahun 4 bulan. Yang paling di senangi di perusahaan yang mana, tentunya jawabannya klasik semua ada plus minusnya :)

Hobby

Hampir dibilang penyaluran hobby kedua kota ini hampir-hampir sama, dulunya hobbyku ng banyak-banyak amat, hanya seputaran travelling. dengar music, nyanyi, hangout bareng teman-teman di tempat karoke, dan semuanya ini juga terakomodir baik di Jakarta maupun di Makassar. Saat ini, karena lebih banyak waktu luang selama di Makassar hobbyku jadi bertambah, jadi pembaca novel maniac, jadi blogger, ikut-ikut pelatihan seputar kepenulisan, dan lain-lain. Selama weekend berusaha membagi 4 waktu secara proporsional yakni waktu untuk keluarga, waktu untuk diri sendiri, waktu untuk teman-teman dan waktu untuk penyaluran hobby.

Saat di Jakarta selalu kangen dengan rumah, saat di Makassar selalu bertanya kapan ke Jakarta lagii, it's life kita, tapi satu hal memory takkan berulang dan tak mungkin tergantikan. Kangen akan macetnya Jakarta, kangen hiruk pikuknya, kangen atas semua sarana dan fasilitas yang disajikan.

Kamis, 17 September 2015

Serba Serbi Bisnis Laundry Kiloan

Flash back yang sudah hampir 3 tahun yang lalu, alam pikiran yang dilintasi suatu titik pertanyaan tentang bagaimana memulai suatu bisnis baru, bisnis yang belum pernah dijalani sebelumnya, apa yach dalam hati berucap, yang kepikiran adalah bisnis tersebut tidak menggangu aktifitas yang selama ini sudah di jalanin, maka (huuaaa "maka" formal banget bahasanya) tersusunlah beberapa pilihan "kandidat" diantaranya yakni laundry kiloan atau play station atau kulakan jilbab atau warkop, termasuk skenario macam script sinetron dan action plan. Laundry kiloan memang menempati pilihan urutan teratas, tanya kenapa? simple, kalau aq punya laundry kiloan urusan setrikaan di rumah bisa selesai dh tuh masalahnya. Aq tuh pada dasarnya sibuk ama urusan kantor (cieee #prettt), nah kalau udah sampe di rumah pengennya sh istirahat trus klo weekend telah tiba pengennya santai, hangout atau sekedar nyalurin hobby (huekkk macam arteess aja loe) termasuk penyeimbangan batin.
Boleh di bilang usaha laundry adalah bisnis yang ng begitu ribet mengurusnya, awalnya aja yang  cukup menyita perhatian, namun kalau sudah jalan sh, bisnis ini bisa di jalankan sembari tidak menggangu kerja kantoran. Simple bukan berarti tidak diseriusin loh ya. Berikut beberapa hal yang harus menjadi perhatian :
1. Modal
Ini suatu hal yang menentukan dalam melangkah ke jalan selanjutnya, besar kecilnya usaha yang akan di buka tergantung modal, nah kalau ditanya aq buka bisnis ini modal awalnya berapa, boleh di bilang modalnya berada di tengah-tengah rata-rata modal awal menjalankan bisnis laundry kiloan ini, sekitar 50 - 60 juta didalamnya sudah termasuk biaya kontrakan kios selama 2 tahun.

2. Lokasi
Kurang lebih sebulan waktu yang dibutuhkan untuk mencari lokasi, mulai dari pertimbangan dekat dengan rumah biar weekend bisa sekalian spent the time on there, jalur ke arah pergi/pulang kantor jadi bisa sekalian mampir sebelum balik ke rumah, bahkan pemikiran dekat dengan pangsa pasar yang menggunakan jasa laundry itu sendiri, memilih lokasi bisa dibilang hampir sama dengan milih "teman dekat/sahabat", cocok cocokan, aq sh ng punya teori khusus bagaimana cara mencocokan diri dengan lokasi ini, intinya udah sreg di hati aja (jiahhh hati di bawa-bawa), lokasinya berada di kerumunan penduduk dan mahasiwa yang menjadi target, jalur lalu lintas transportasi, mudah di capai, penerangan yang cukup dan daerahnya ramai, tapi tidak juju seramai pasar malam loh ya.

3. Peralatan
Kebetulan lagi nh saat itu (yang hampir 3 tahun yang lalu), aq bekerja di perusahaan dari Korea yang salah satunya juga memproduksi mesin cuci. Karena ada fasilitas diskon untuk pembelian karyawan jadilah membeli 2 mesin cuci, satunya mesin cuci berjenis front loading ukuran 8,5 kg satunya lagi berjenis top loading ukuran besar 13 kg. Bukan karena mau promosi nh ya, aq pakai mesin cuci  bermerk "Samsung", Alhamdulillah belum pernah rewel, cukup dirawat dengan membersihkannya secara regular untuk saluran air, tempat pembuangan, sisa-sisa yang nyangkut, cuci tabung kosong tanpa detergen.
Mesin pengering, awalnya aq beli 2 buah, yang jenis second dan sudah konversi ke gas dan di tahun ketiga ini aq udh nambah 1 lagi mesin pengering lagi, karena yang satunya lagi sudah rusak :), kenapa beli mesin pengering yang second bukan baru karena yang baru mihill di tambah lagi perlu additional cost untuk menjadikannya konversi ke gas, pertanyaan lainnya kenapa harus konversi ke gas bukan listrik jawabannya karena biaya operationalnya tinggi kalau menggunakan listrik, ditambah lagi daya yang di butuhkan juga cukup besar minimal 3500 watt, nah bayangkan jika pelistrikan tersebut bisa di substitute dengan menggunakan gas 3 kg yang saat ini notabene masih harga "rakyat".

Rak untuk menyimpan, tadinya mau pesan menyesuaikan ukuran ruangan, tapi setelah di pikir-pikir jadinya beli yang langsung jadi toh juga model rak hampir-hampir mirip, yang membedakan dari cara penataanya aja, dan biar ruangan keliatan lebih ceria, aq beli rak yang warna warni.
Setrika Uap menggunakan bioler, menggunakan setrika uap karena pertimbangan efisien, setelah melihat cara kerja setrika uap ini lebih rapi dan bisa lebih cepat serta resiko pakaian rusak bisa di minimalisir karena tidak akan terbakar kalau-kalau misalnya si karyawan lupa meletakan setrika diatas pakaian tersebut.

Nota, ini aq desain sendiri, mengambil beberapa contoh yang sudah ada, baik dari internet maupun dari laundry hotel, di berikan kode numerik yang circular agar mempermudah pendataan, jumlah setiap nota ada 3 rangkap, lembar pertama untuk konsumen, lembar kedua di tempel di keranjang tempat pakaian konsumen dan lembar ketiga untuk data yang nantinya digunakan untuk rekap seluruh transaksi.

Barang-barang consumable lainnya yang bersifat regular misalnya sabun, parfum, tabung gas, hanger, plastik, kesemua ini aq udah punya supplier sendiri dan sudah langganan. Sabun, aq combine untuk satu kali pencucian antara sabun cair di campur sedikit sabun bubuk, gunanya memaksimalkan pencucian, sabun cair yang  mudah larut di air sehingga tidak menggumpal disatu tempat dan sabun bubuk memberikan kebersihan yang lebih maksimal pada pencucian. Parfum ini tidak terlalu banyak jenisnya yang aq pilih, keharuman yang netral dan tahan lama tapi tidak terlalu menyengat di hidung,  bisa di terima oleh jenis kelamin baik pria maupun wanita.

Meja kasir dan meja tempat penyimpanan sementara ini aq bawa dari rumah, etalase dipinjamkan ama ibu pemilik kios.

4. Karyawan
Inilah tahap yang termasuk gampang-gampang susah, how to handle them, treatmentnya berbeda dengan memperlakukan peralatan, awalnya aq dapat 2 karyawan perempuan ini dari hasil tes beberapa kandidat setelah membuka lowongan dari mulut kemulut, caranya aq mengunjungi beberapa laundry lain yang sudah cukup tenar dan menanyakan apakah ada keluarga mereka yang ingin kerja di laundry, selain itu juga aq mengunjungi pemukiman penduduk sekitar lokasi laundry berada. Pertimbangan ini karena jika terjadi hal-hal, aq tau rumahnya dimana, aq tau keluarga/temannya siapa aja. Mereka berdua yang di awal sudah aq rekrut, sekarang ini sudah berganti orang, dan 2 karyawanku sekarang sudah kerja kurang lebih hampir 2 tahun. Oh iya dari awal aq sudah memang mencari karyawan perempuan, kalau bisa sudah berkeluarga sehingga tidak terlalu sulit untuk mengajarinya, termasuk bisa baca tulis dan berhitung. Diawal aq meperkenalkan mereka bagaimana mengunakan peralatan mesin cuci, mesin pengering dan setrika uap yang memang harus diajarkan urut-urutannya mulai awal sampai akhir, setelah itu cara melayani konsumen mulai dari menyapa, memberi senyum terbaik, menghitung dan memberinya nota. Pada saat kapan aq mulai mengajari mereka? pada saat masa-masa pelatihan seminggu sebelum laundry di buka, aq yang saat itu mengambil cuti seminggu khusus untuk fokus persiapan membuka bisnis ini. Masa yang terindah dari keseluruhan proses yang ada adalah memberi mereka gaji dari hasil kerjanya, memberi THR saat lebaran tiba, memberi libur istirahat saat musim mudik untuk berkumpul dengan keluarga besarnya dikampung sana.

5. Survei / Studi Banding
Karena judulnya (3 tahun yang lalu) tiap bulan, aq ada trip kantor baik itu di Jakarta maupun di daerah lainnya dan menginap di hotel. Aq manfaatin untuk belajar dari laundry hotel, walaupun sebenarnya agak melenceng karena target market laundry kiloan ini bukan tamu hotel melainkan rumah tangga dan mahasiswa, tapi dari prosesnya hampir mirip mulai dari penerimaan order, pencucian, pengeringan, setrika, packing dan finishing. disamping itu juga beberapa kali aq berkunjung ke laundry-laundry yang bisa digolongkan sudah berjalan lebih dahulu, tanya-tanya ke karyawan mereka tentang kendala yang dihadapi termasuk kepada pemiliknya, overal mereka welcome.

Untuk bisnis laundry saat ini sudah sangat berkembang, sudah banyak yang membuka dengan sistem franchise, ibaratnya kita beli paket sesuai dengan kemampuan modal termasuk rule terms & condition yang disepakati, kalau aq lebih suka mengelola dan membangun sendiri dari awal, kalau dari segi pengalaman serta hitung - hitung biaya lebih memberikan manfaat lebih dan keseruan tersendiri.


Sampai disini dulu ceritanya, Selamat Menjalankan Bisnis Laundry Kiloan, kalau mau sharing-sharing pengalaman, berbagi cerita ataupun bertanya... please welcome

Nh foto dibawah yang bisa di bilang narsis "dikit", awalnya sh pengen photo ama karyawan-karyawanku tapi kata mereka "nda usah bu, malu photo2" ....jiahh mereka malu, jadilah aq nampang sendiri di dekat pagar :)
 Lestari Laundry

Minggu, 02 Agustus 2015

Umroh Ramadhan 2015 - Part 4

Seminggu setelah kembali ke Tanah Air, setelah kelarnya kerjaan kantor yang sudah ditinggal "cukup lama", acara halal-bihalal, reunian, ngumpul-ngumpul atau apalah-apalah judulnya, di weekend ini saatnya kembali lanjutin cerita tentang Umroh Itikaf Ramadhan, di part 4 ini akan menjadi part yang tulisannya paling panjang di banding dengan parts sebelumnya, oh iya buat yang baru menemukan halaman ini bisa baca juga cerita sebelumnya ada di Part 1 Part 2 dan Part 3, karena di halaman ini bukan lagi cerita seputaran persiapan, biaya, perlengkapannya apa saja yang disiapkan, tapi lebih ke journey, cerita keseruan perjalanan, ngapain aja selama Umroh Ramadhan, Itenerary kemana aja, mulai dari keberangkatan sampai kembali ke Indonesia.

Mula nya meeting point kami sudah di tentukan di Singapore jadi kami semua akan ke Singapore dan menyesuaikan dengan jadwal keberangkatan pesawat ke Jeddah di tanggal 4 Juli 2015, kebetulan saya dan orang tua berangkatnya menggunakan Qatar Airways (bersama 45 orang rombongan lainnya) berangkat 02.30 dini hari jadi kami sudah tiba di Singapore sekitar tgl 3 Jam 8 Malam, perjalanan starting dari Makassar, Jakarta, Singapore di skip aja yak karena akan lebih menarik tentunya tentang cerita perjalan setelah meninggalkan Singapore hehehe

Doha, Qatar
Pesawat ini berangkat boleh di bilang on time sesuai dengan jadwal yang tertera di tiket, 3 Jam sebelumnya counter check in baru dibuka, review tentang Qatar Airways  bisa liat di link ini rasanya pertama kali naik Qatar Airways Ke Jeddah
Doha, sepertinya menjadi tempat favorit Qatar Airways untuk transit perjalanan kemanapun yang akan dilintasi baik Middle East maupun Europe, sehingga saat pertama kali tiba di Hamad Airport ini kesan pertama adalah comfort dan luas, kami transit di sini selama 7 jam, ceritanya waktu yang 7 jam ini kita mau manfaatin fasilitas yang disediakan oleh Qatar Airways bagi penumpang yang transit lebih dari 5 jam untuk ikut Free Doha City Tour, sehingga setibanya di Doha, kaki ini pun melangkah mendekati counter City Tour yang saat itu belum juga buka, setelah menunggu sekitar sejaman akhirnya counternya pun buka, antriannya panjanggg dann ternyata oh ternyata dapat kabar dari rombongan yang terlebih dahulu masuk di jejeran antrian depan, bahwasanya Free City Tour untuk jam 8 pagi sudah full, jikalau ambil yang jam selanjutnya ng akan ke kejar untuk penerbangan selanjutnya ke Jeddah, tapi tak apalah, ng ikut city tour bukan berarti mati gaya dong ya killing the time in 7 hours after, kebetulan Hamad Airport ini luas bahkan sangat luas sekedar mau ngider, muter-muter ataupun ingin window shopping, nyang paling penting free internet, ada ruangan terkhusus bagi yang mau selonjoran (baca tiduran), kursinya pun terdesign untuk tidur, lumayan dua jamaan bisa memejamkan mata, menetramkan hati dan pikiran (apa siikk :D ).
antraian city tour di Hamad Airport
ruangan tidur yang nyaman
*) Photo by Jamaah di group
Sebelum menuju ke ruang tunggu di gate A8 (klo ng salah) main dulu ama bocah kecil, lucu nan ganteng ini namanya Ahmad
Ahmaaaddd

Tentang Doha lagi saat dari Jeddah ke Singapore kami pun transit di kota ini, namun waktunya sekitar sejaman, hanya sempat mampir ke toilet, judulnya transit berpindah gate.

Madinah
Setelah tiba di Bandara Haji Jeddah jam 4 sore, saatnya melanjutkan perjalanan ke Madinah, menggunakan Bis, Jarak antara Jeddah ke Madinah sekitar 5 jam, selama di perjalanan sesekali intip-intip melalui kaca jendela bis, ng banyak yang bisa terlihat sepanjang jalan, selain juga awan yang sudah mulai gelap, mayoritas rombongan terlelap tidur setelah perjalanan panjang.
Tepat jam 11-an malam tiba di hotel Madinah, hotel kami berada di ring 1 dekat dengan Mesjid Nabawi sekitar 300M dari pintu hotel menuju Mesjid, jalan terlihat sangat ramai, rupanya waktu itu saat orang-orang selesai Shalat Tarawih, selesai menurunkan barang-barang yang ada di bagasi bis saatnya masuk hotel dan check in, lift nampaknya antri, kami pun diarahkan ke Lantai 12 selanjutnya pembagian kamar, aq sekamar berlima diantaranya Aq, Mama, Mba Nelly, Mba Ika, Mba Murni, kamar cukup luas dan bersih, posisinya paling pojok, desain kamar-kamar di hotel ini seperti ruangan di apartment jadi 1 pintu utama didalamnya terdapat 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 meja makan dan 1 dapur yang dilengkapi westafel, kulkas, dispenser dan juga kompor.
Kelar pembagian kamar kita pun istirahat karena dalam hitungan 3 jam kedepan mau bangun sahur, waktu Imsak di Madinah lebih cepat dibanding di Makassar yakni jam 4 subuh sementara buka puasa lebih lama jam 7 malam, total puasa selama kurang lebih 14 jam, kelar sahur saatnya menuju Mesjid Nabawi untuk Shalat Subuh
Urut-urutannya selama 2 hari di Madinah kurang lebih gini, bangun sekitar jam 2.30 siap-siap sahur, kadang sahur di hotel tapi pernah juga Aq, Mama dan Bapa sahur di luar dekat dari hotel, semua tempat makan di jam-jam 02.30 - 04.00 antriii (ya iyaalaahhh), setelah sahur kembali ke hotel siap-siap untuk Shalat Subuh, setelah Subuh biasanya Mengaji dulu sambil menunggu Syuruk jam 6 pagi, dan karena judulnya tanggung balik ke hotel kadang lanjut berkunjung ke toko-toko belanja oleh-oleh :), kadang juga melanjutkan tidur sejenak di Mesjid sambil menunggu di bukanya pintu menuju ke Raudah, sebelum pintu menuju Raudah dibuka ada semacam siraman rohani menggunakan bahasa masing-masing, saat itu kami gabung ke group Malaysia menggunakan bahasa Indonesia campur Melayu jadi ada banyak group-group sesuai negaranya, Jadwal ke Raudah pun nantinya akan diatur berdasarkan giliran negara juga, sudah di tentukan untuk Wanita sekitar jam 10 pagi dan selesai sebelum Shalat Dhuhur, setiap group akan di dampingi Askar Wanita. Mungkin karena bulan Ramadhan ataupun memang sudah jadwal fix, ternyata sore hari juga ada kunjungan ke Raudah khusus untuk Wanita dan akan selesai sebelum Shalat Ashar. Raudah ini terletak diantara kamar Nabi Muhammad SAW dan Mimbar, salah satu tempat yang Mustajab untuk Berdoa, BERDOA , AMINNN
Trus balik ke hotelnya kapan? selesai Shalat Dhuha dan kembali ke Mesjid lagi menjelang Shalat Dhuhur atau antara Shalat Dhuhur dan Ashar, karena Ashar ke Magrib waktunya cukup singkat (hanya sekitar 3 jam) tanggung untuk balik ke hotel, biasanya Mengaji sambil menunggu Buka Puasa di Mesjid lanjut Shalat Isya dan Tarawih, so baru akan sampai hotel sekitar jam 11 malam

Selain urut-urutan diatas, hari terakhir di Madinah sekitar jam 7 Pagi, kita ada city tour yang di provide oleh pihak travel, rutenya ke Mesjid Quba, kebun kurma dan Uhud.
Bersama rombongan di Depan Mesjid Quba, Madinah
*) Photo by Jamaah di group
Jam 8 pagi siap-siap meninggalkan Madinah menuju ke Kota Mekkah, Berdoa bisa kembali ke Madinah lagi, AMIN

Buka Puasa di Nabawi
Buka puasa di Mesjid Nabawi kami rasakan selama 2 malam (2 kali), di hari pertama kita memilih lokasi di dalam Mesjid (indoor) sementara di hari kedua (atau malam terakhir di Madinah) karena pengen suasana yang berbeda, kita memilih yang outdoor tepatnya di pelataran Mesjid Nabawi, konon kabarnya dari tulisan yang aq pernah baca, total biaya yang dikeluarkan untuk Buka Puasa Mesjid Nabawi selama Ramadhan adalah sekian Milliar perhari dari berbagai macam Donatur, Wowww sungguh melimpahnya negeri ini, terkagum kagum SANGAT.
Petak-petak lokasi pembagian takjil/makanan untuk berbuka baik di indoor maupun outdoor sudah diatur sedemikian rupa, jadi boleh di bilang hampir merata, yang membedakan hanya suasana, kalau ditanya enakan indoor atau outdoor jawabannya hampir sama, sama sama seru, pendapat pribadi nh ya, klo di Indoor karena areanya lebih tertutup jadinya lebih rapi dan tertata sehingga ruang gerak orang untuk kesana kemari juga terbatas, sementara di outdoor karena areanya juga banyak orang yang lalu lalang sehingga efeknya beberapa nyerobot antrian para askar yang membagikan takjil/Makanan, terkesan ramai.
Suasana Buka Puasa di Mesjid Nabawi
Mekkah
Labaika Allahumma Labaik, rombongan kami tiba di Mekah sekitar pukul 4 sore, setelah melewati perjalanan dari Madinah kemudian singgah di Bir Ali untuk ambil Miqot dan niat umrah, kami pun akan melanjutkan Rukun Umrah selanjutnya, begitu tiba di Bazma Ezam Hotel Mekkah, Jarak antara Hotel dan Mesjid sekitar 600 M, kami drop barang dan siap-siap menuju ke Mesjidil Haram, saat itu karena jam menunjukan pukul 6 lewat, sudah hampir mendekati waktu berbuka puasa, akhirnya kami berbuka puasa dulu di halaman pelataran, terdapat banyak volunteer yang membagi-bagikan takjil mulai dari kurma, buah ataupun roti, baik disepanjang menuju Mesjid maupun di Area Mesjid itu sendiri. Setelah selesai berbuka dan Shalat Magrib, kami yang di dampingi Muthowif segera memasuki Mesjidil Haram, Subhanallah saat melihat Ka'bah, rasa haru yang tak tertahankan.
Karena jamaah kami puluhan orang, kami sepakat memilih untuk tawaf di lantai 2, agar memudahkan memantau menjadi satu kesatuan rombongan, tempat tawaf ada 3 lantai, kami pun Tawaf mengelilingi Ka'bah 7 putaran sambil berdoa, Shalat Isya dan Shalat Sunnah, kemudian lanjutkan Sai 7 Putaran antara Bukit Safa dan Marwah, sesekali kami singgah untuk minum Air Zam-Zam yang lokasinya berada di area Sai, setelah Sai selesai dilanjutkan dengan menggunting rambut atau Tahallul, biasanya untuk Pria mengguntik keseluruhan rambutnya sementara untuk Wanita memotong rambut sepanjang satu ruas jari. Kondisi yang saat itu sangat padat sehingga pada akhirnya Jamaah kami sudah terpencar menjadi beberapa kelompok kecil. Aq yang bersama Bapa dan Mama pun kembali ke Hotel dan makan makanan Indonesia menu Bakso dan Rendang yang disediakan oleh pihak travel.
Makan malam selesai, waktu menunjukan Jam 12 Malam, kami pun beranjak meninggalkan hotel untuk memulai itikaf, tempat yang kami pilih sebagai base camp yakni di North Expantion, area perluasan Mesjidil Haram tepatnya di pintu 13 dekat toilet wanita nomor 23, disini sudah ada beberapa rombongan kami yang sudah sampai terlebih dahulu, karena area ini sangat luas dan layout desain sekitarannya hampir-hampir mirip, yang menjadi patokan kami yakni nomor pintu masuk atau nomor toilet, lokasinya cukup kondusif dan nyaman dekat dari toilet wanita dan pintu keluar. Sesampainya di Base Camp 13, rupanya Shalat Qiyamulail sudah berjalan, kondisi badan juga agak lelah akhirnya kami menunggu sambil tiduran dan akan bangun lagi menjelang Sahur.

Pagi-pagi setelah mandi, sekitar jam 10, kami pun Tawaf 7 putaran sekaligus Shalat Sunnah di Hijir Ismail, sambil menunggu Dhuhur dan Ashar, disela-selanya terkadang tidur sejenak ataupun Membaca Al'Quran. Untuk lokasi Shalat Dhuhur dan Ashar, Aq dan Mama tempatnya berpindah pindah, kita mencari tempat Shalat in every another site tepatnya di sekitar pelataran Ka'bah, dilantai 2 maupun lantai 3, yang penting bisa menatap Ka'bah dengan puasnya, pernah juga di bukit Safa dan Marwah tempat Sai, di area ini lebih sejuk mungkin karena dekat dengan pintu ruang terbuka. Namun yang tak kalah indah saat malam hari melaksanakan shalat di lantai 3, dari sudut shaf area Wanita, terlihat pancaran sinar warna warni secara bergantian dari puncak Zam-Zam Tower
Kami beberapa kali merasakan suasana berbuka puasa di sekitar Ka'bah saat awal-awal tiba di Mekah dan menjelang Shalat Isya kami balik ke base camp 13. Sama dengan di Madinah, banyak dermawan-dermawan yang membagi bagikan takjil menjelang buka puasa, takjil yang favorit adalah Kurma atau Roti, ada juga yang sudah membawa bekal dari rumah, di hari pertama berbuka puasa di pelataran Ka'bah kami bersama rombongan keluarga dengan 3 anak remaja berasal dari Jordan yang kerja dan tinggal di Jeddah, mereka fasih bahasa Inggris, sangat baik, saat selesai shalat Tarawih kami pamitan akan pulang ke base camp, anak remaja yang paling kecil umurnya 12 tahun menyapa dengan ucapan "Terima Kasih Untuk Semuanya" sambil tersenyum, HHAAA aq pun kaget disapa dalam bahasa Indonesia, rupanya rombongan keluarga ini sering bergaul dengan Mahasiswa Indonesia yang ada di Jeddah, jadi mereka hapal beberapa kalimat sapaan, beruntungnya kami dikelilingi oleh orang-orang baik.

Baik di Mekkah maupun di Madinah, Shalat Jenasah menjadi hal yang rutin, dilaksanakan setelah selesai shalat Wajib, waktu di Mekkah ng sengaja setelah pulang dari zam-zam tower saat mau melaksanakan Shalat Dhuhur, aq melewati area yang sepertinya tidak terlalu padat, memang lokasi ini jarang kami lalui, disana terlihat ada sekitar 5 jenasah berjejeran yang sudah di tutup kain kafan, tidak ada yang hiasan yang berlebihan termasuk tidak menggunakan tandu tertutup yang biasa kita lihat di pemakaman lingkungan sekitar, lokasinya dekat dengan marwah tempat sai, setelah selesai Shalat Jenasah tidak jauh dari area tersebut aq pun langsung mengikuti arah kemana jenasah tersebut akan dibawah, rupanya Wanita tidak boleh mengikuti sampai ujung, aq pun hanya sebatas yang dibolehkan sampai rombongan yang membawa jenasah tak terlihat lagi.   
Hal yang sering terlihat juga saat orang-orang yang membawa bungkusan didalamnya terdiri dari beberapa Al-Quran, rupanya banyak juga yang Wakaf Al-Quran, di simpan di rak-rak yang tersedia di Mesjid. Jika ingin Wakaf Alqur'an, jenis Al-Quran ini bisa di beli di book store yang berada di sekitar Hotel Hilton, tapi sebelumnya informasikan ke pelayan toko jika Al-Quran tersebut mau di Wakafkan, sehingga dipilihkan jenis yang digunakan oleh Mesjidil Haram, karena ada 2 jenis dengan cover yang sama, sekalian minta stemple yang bertanda Wakaf.
Hari-hari di Mekkah dan tak terasa menunjukan peningkataan jumlah jamaah di Mesjidil Haram di setiap malam-malam ganjil, puncaknya malam ke 27 dan 29 Ramadhan sebagai malam terakhir yang nyaris tak terlihat ada barisan yang kosong, dapat informasi dari teman yang berada di luar saat malam ke 27, bahwasanya sampai di jalan raya tempat yang biasa dilalui mobil pun di penuhi Jamaah di malam ganjil tersebut.

1 Syawal, inilah dimana seluruh umat Islam merayakan hari kemenangan, di awal kami beberapa rombongan lainnya sudah berencana ingin melaksanakan lebaran di pelataran Ka'bah, kami pun datang lebih awal yakni jam 1 dini hari, berjalan dari base camp 13 tempat kami menginap, ternyata sampai pelataran pun terlihat sudah penuh, tak banyak shaf yang kosong sehingga rombongan kami duduknya berpencar-pencar, tidak di satu shaf yang sama, lokasinya jika di tarik sebuah garis lurus sejajar dengan pintu Ka'bah, Subhanallah. Sambil menunggu kami pun duduk dan menggelar Sajadah. Tak terasa Takbiran berkumandang, setengah jam sebelum Shalat Idul Fitri yang dimulai jam 6 pagi. Sama saat berbuka puasa, banyak dari jamaah membagi-bagikan makanan kurma, roti bahkan uang riyal. Kami duduk berdekatan dengan rombongan dari Mesir, mereka ikut serta membagi-bagi makanan yang semuanya manis mulai dari berbagai macam permen bahkan gula pasir yang di kemas sekali pakai untuk satu gelas teh. Kami menjalankan Idul Fitri dengan khusyuk dan aq pun menjadi sangat terharu tak henti-hentinya berucap syukur atas nikmat Allah ini. Setelah selesai Idul Fitri ada semacam ceramah oleh Imam Mesjid menggunakan Bahasa Arab, setelah selesainya ceramah tersebut kami pun bersalam-salaman bergegas pulang mencari makan, tempat yang akan kami akan tuju adalah restauran khusus masakan Indonesia berada di Lantai 3 Grand Zam-Zam, di sana sudah ada berjejer prasmanan salah satunya menu lontong sayur.
Jam tidur selama Ramadhan di Mekkah, boleh dibilang lebih sedikit, kalau di total rata-rata sekitar 5-6 jam sehari, bisa di jalanin? Insya Allah semua bisa, sebaran jamnya yakni saat setelah Syuruk jam 6 pagi sampai jam 9 atau 10 (3-4 jam), antara Dhuhur dan Azhar (1-2 Jam) atau antara selesai Tarawih dan Shalat Qiyamulail (1 Jam) atau antara Shalat Qiyamulail menjelang sahur (1 Jam)
Photo diambil dari Tempat Tawaf Lantai 3


Buka Puasa dan Sahur di Mesjidil Haram
Urusan makan kebetulan aq juga ng neko-neko, gampang masuk segala jenis makanan. Selama Buka Puasa dan Sahur perut pun berkompromi, tidak ada kendala dengan apa yang di makan, sesekali buka puasa di sekitar pelataran Ka'bah atau pelataran Mesjid yang luas, tapi untuk Buka Puasa dan Sahur di Mesjidil Haram, mostly spent the time with them my lovely friends, tepatnya lokasi how we call "base camp 13", mereka helpfull, rame, lucu, rada ngocol, rada gilak uppsss, ada yang sabar juga, ada yang keibuan juga (how joy and cheerful i am around in), kebayang dong gimana serunya kalo kita ngumpul, rasanya seperti kita yang sudah bersahabat sekian ratus tahun (hahaha), jadi gini, setelah Shalat Ashar, yang kami lakukan mempersiapkan segala sesuatu mulai dari motong-motong timun, buah, sayuran (jadi ng pakai ribet), ada bagian porter bagi-bagiin takjil, ngambil air zam-zam, bagian yang tugasnya beli paket nasi di sekitar Mesjid dan sebagian lagi tugasnya cuci piring dan bersih-bersih wadah, ng sampai 15 menit semuanya kelar, kepasarnya kapan? tiap 3 hari sekali waktunya pagi-pagi dan biar efektif disamain ama jadwal balik ke hotel untuk rotate pakaian, nyuci, charger hp dll, kebetulan pasarnya berada tidak jauh dari hotel kami.
Menunya simple nasi plus lauk, timun dan sayuran yang dicampur kadang dengan sambel pecel, sambel kecap, salad secara bergantian setiap harinya. Pecel, goreng tempe, abon, kentang kering dan kawan-kawannya kami siapin dari Indonesia
Saat berbuka kita memulainya dengan yang ringan-rngan dulu air zam-zam, kurma, buah dan untuk makan besar nasi beserta teman-temannya tadi nanti di santap setelah Shalat Magrib, untuk sahur sama, jadi apa yang menjadi bahan berbuka puasa tadi itu juga yang jadi menu untuk sahur. Kami makannya gaya ala-ala Arab gitu, lesehan kemudian nasi dan lauknya di gelar beralaskan plastik, simple dan praktis karena selesai makan plastiknya langsung di buang, oh iya porsi nasi dan lauk yang dijual disana adalah porsi super jumbo jadi 1 porsi bisa untuk makan 3 orang.
Makasih Mba Nell for a great arrangement, moment buka puasa dan sahur yang tak terlupakan, begitu beruntungnya kami yang berada di sekitarmu :)
Seperti Inilah Kami Berbuka dan Sahur
*) Photo by Jamaah di group
City Tour Mekkah
City tour di Mekkah yang di provide oleh pihak travel, tepatnya tgl 4 Syawal, perjalanan kurang lebih 3 jam, dari jam 8 - 11 pagi, awalnya kami mengunjungi Jabal Tsur namun ng lama disni hanya photo-photo, kemudian di lanjutkan ke lokasi tempat bertemunya Adam dan Hawa yang sebelumnya berpisah sekian ratus tahun, tebak apa coba nama tempatnya? *) ng usah di sebutin kali nama tempatnya udah pada tau, ini juga salah satu tempat favorit aq, semogaa #ehh, sebelum melanjutkan ke destinasi selanjutnya mlipir beli es krim dulu berada dekat dengan bis kami yang katanya enak, setelah di coba emang enak sh. Perjalanan lanjut ke Arafah, Musdalifah dan Mina yang jalurnya searah dan berdekatan, di terangkan oleh Muthowif yang mendapingi kami bahwasanya Mina dan Musdalifah ini sangat ramai dan penuh saat musim Haji, sampai-sampai yang terlihat hanya lautan manusia. Lokasi terakhir yang kami kunjungi agak jauh yakni Zirana sebuah mesjid dimana bisa juga ambil Miqat di tempat ini, sebelum kembali ke hotel kami melewati Gua Hira.

Oh iya selain itu sebelumnya di tanggal 2 Syawal kita juga city tour mandiri dengan menyewa 2 bis mini mengunjungi museum Ka'bah, Peternakan Onta, Mesjid tempat ini juga adalah tempat ambil miqat bagi yang mau melaksanakan Umroh. Di Museum kabah terdapat miniatur/maket Mesjidil Haram, tangga menuju pintu Ka'bah yang pernah digunakan, gambar Mesjidil Haram dari masa ke masa, contoh Al-Quran pertama, yang aslinya kalo ng salah ada di Turki dan masih banyak benda-benda peninggalan jaman dulu
Berlatar Belakang Onta  

Gua Hira
Mau cerita khusus tentang perjalanan menuju Gua Hira, tempat dimana Nabi Muhammad SAW menerima Wahyu pertama kalinya, beberapa dari travel umroh yang saya tau, jarang untuk memasukan Gua Hira sebagai destinasi persinggahan, kalaupun singgah hanya sekedar mampir atau melewati sejenak, tidak sampai menanjak ke puncaknya, karena memang memerlukan waktu dan tenaga yang wuaarr biasak (baca: luar biasa :p ), sengaja kami memilih tour ini setelah Ramadhan, gimana coba rasanya kalau diadain pas puasa Ramadhan. Total hampir 30 orang dari rombongan kami yang ikut Tour to Gua Hira, dengan menyewa 2 bis mini kami pun berangkat sekitar jam 4.30 (setelah Shalat Ashar), bagi yang rombongannya ng begitu banyak, bisa juga nyari bis mini di terminal, ada kok jalur trayek ke sana.
Awalnya akupun ragu karena konon katanya, jarak yang di tempuh untuk sampai dipuncak sekitar 3 KM jadi total untuk sampai dan kembali sekitar 6 KM, Wooww sesampainya di lokasi dari bawah nampak orang-orang yang sedang berjalan menanjak melewati anak tangga yang berlekuk-lekukan, kelihatan agak curam memang medannya, Bismillah semoga bisa sampai diatas. Perlahan tapi pasti beberapa kali singgah sekedar minum dan photo-photo, total waktu yang diperlukan sekitar sejaman lebih untuk sampai di puncak, ngos-ngosan sih pasti, aq khawatir aja penyakit asma ini jangan sampai kumat dan Alhamdulillah akhirnya sampai juga di puncak, ternyata Gua Hira sendiri tidak berada di posisi paling puncak, kita harus turun lagi, lokasinya berada dibalik tempat awal menanjak tadi, masuk kesininya tentu saja antri dan mesti melewati lorong kecil yang hanya bisa di lalui oleh 1 orang saja, jadi masuk dan keluarnya secara bergantian. Sekian banyak orang yang berada di puncak Gua Hira ini, dari bahasa dan potongan wajahnya sh sepertinya mostly mereka yang berasal dari negara seputaran India atau Nepal, entah apa kepercayaannya, rata-rata pada shalat dan berdoa di tempat ini.
How wonderful pemandangan saat senja sambil menunggu antrian Shalat Magrib
Photo Bapa saya yang umurnya 63 tahun di puncak Gua Hira 
Kami datangnya bersamaan 2 bis tapiiii klo pulangnya hehehe jangan ditanya, beberapa yang ng sanggup sampai puncak memilih pulang duluan termasuk Mama saya, bersama sekitar 8 orang rombongan lainnya.
Unrecommended ke Gua Hira di siang hari karena ffanass, prefer pagi2 buta sebelum subuh atau setelah Ashar seperti jadwal kami ini, jadi bisa dapat view saat matahari terbenam dan suasana malam saat lampu-lampu bersinar terlihat dari puncak ketinggian. Jangan lupa bawa bekal berupa air minum yang cukup, permen buat ngunyah-ngunyah selama menanjak, cemilan yang bisa dinikmati sembari manatap pemandangan.

Jeddah
Kota ini adalah kota pertama dan terakhir yang dikunjungi saat tiba dan pulang. Jarak antara Mekkah dan Jeddah hanya 2 jam, sepanjang perjalanan dan sejauh mata memandang yang terlihat berupa gunung-gunung batu, sesekali kami jumpai kompleks perumahan nan elit namun sepi seperti tak berpenghuni, semacam tidak ada hiruk pikuk didalamnya. Setibanya di kota Jeddah sebelum ke Airport menuju pulang, kami diantar ke tempat favorit orang Indonesia namanya Ali Murah, tempat belanja yang sepertinya survei dalam hitungan cepat hampir 90% orang Indonesia, si pelayanya pun bisa bahasa Indonesia walaupun pronounciation terkadang kurang pas, dari nama dan tagline tokonya si pemilik memilih marketnya orang Indonesia/Melayu, untuk oleh-oleh rasanya sudah cukup jadi daku pun tidak belanja di tempat ini (kecuali beli es krim), mengenai harga, beberapa item agak mahalan dikit dibanding Mekkah dan Madinah.
Setelah puas window shopping perjalan dilanjutkan di Mesjid terapung, sebelumnya kami diajak muter-muter kota Jeddah yang nampak kota ini sepi dari lalu lalang kendaraan dan orang, katanya sh ramainya pada malam hari, termasuk kami juga melihat beberapa lokasi yang dulunya di gunakan sebagai tempat dihukumnya orang-orang yang melanggar peraturan misalnya mencuri ataupun mengedarkan narkoba, hukumnya pun tidak tanggung-tanggung di pancung atau potong tangan, memang hukum yang berlaku di negeri ini tergolong ketat, namun tempat ini tidak digunakan lagi dan area hukum menghukum menurut penjelasan, sudah di pindahkan ke luar kota.
Setibanya di Mesjid Terapung rupanya mesjid ini sedang di tutup, mungkin juga belum masuk waktu shalat Dhuhur, jadi biar ng mati gaya kita photo-photo aja di bagian halaman luarnya. Selanjutnya perjalanan menuju ke Airport.
Di depan Mesjid Terapung, Jeddah
*) Photo by Jamaah di group
Terima kasih Ya Allah untuk kado indah ini, sungguh luar biasa. Umroh bareng orang tua lagi di Bulan Ramadhan, telah menghadirkan orang-orang terbaikMu di rombongan kami, aq pribadi banyak belajar dari mereka-mereka terutama tentang Ilmu Agama. Terima kasih para admin, korlap dan seluruh rombongan yang secara tulus dan ikhlas membantu kami menjalankan ibadah ini, hanya Allah yang bisa membalasnya. Terima kasih para donatur dermawan yang sudah membagi-bagikan makanan untuk berbuka selama disana, Overall sesuatu yang di mulai dari hati, hasilnya pun telah menorehkan kesan tulus dalam hati. Semoga Ibadah kita ini di Terima Oleh-Nya, AMIN