Rabu, 30 Maret 2016

Dunia Anak

Masa yang paling indah masa kanak kanak, ulang ya...(sambil mencari cari nada yang tepat untuk kalimat tersebut), "Masa yang paling indah masa kanak kanak" nah kayaknya ini udah masuk. Inilah sebait lagu yang baru saja tercipta saat saya menyandarkan punggung ke tembok setelah Shalat Magrib di Mesjid Kesehatan Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, terlihat anak-anak di hadapan saya sudah mulai membentuk lingkaran, mereka siap siap memulai pengajian, kelompok anak laki-laki dan perempuan di pisah, anak perempuan terlihat lebih banyak jumlahnya, sambil menunggu guru mengaji, ada yang sudah membuka buka Alqur'an adapula yang sedang tengkurap seperti sedang mengerjakaan PR.
Sangat terlihat keceriaan mereka yang tanpa beban, tanpa masalah, bertengkar namun tanpa dendam, tanpa melibatkan hati. Sesaat saya melamun, teringat, kepikiran, lanjut membayangkan anak anak yang saya temui selama perjalanan seandainya mereka ada di sini. Mungkin beberapa diantaranya sudah berubah bukan lagi menjadi anak-anak tapi sudah tumbuh menajdi dewasa atau bahkan diantara mereka sudah ada yaanggg...



Teenager Asia - India
Entah bapak ibunya berasal dari ras yang sama yakni sama sama India atau salah satunya ada yang berdarah melayu Malaysia saya pun tidak tahu pasti, karena bertemu dengannya saat melintas dari hotel menuju Theme Park Genting Malaysia tahun 2010 silam, tanpa mengetahui yang mana orang tua mereka di antara para rombongan yang wajah yang mirip-mirip. Kalimat pertama obrolan kami adalah saat dia meminta tolong ke saya mengambilkan photo berlatar belakang hotel yang berwarna warni, memang saat itu sure belum ada yang mengenal mahluk yang namanya tongsis, saya pun meminta orang lain lagi yang sedang melintas juga untuk mengambilkan photo kami berdua. Obrolan selanjutnya mendadak saya jadi petugas sensus penduduk nanya nama, kelas berapa, sekolah dimana, berapa bersaudara dengan ala - ala logat melayu.


Teenager Jepang

Saat jalan menuju jalur kereta ,mereka bergerombol mungin sudah pulang sekolah, sekitar 5 orang, umurnya masih sangat muda, klo di Indonesia mungkin saja mereka seumuran dengan anaka-anak berseragam putih biru, saat berjalan melewati terowongan kereta, mereka ribut, bercanda, tertawa entah apa yang sedang di bicarakannya, saya kurang paham artinya (ya iyaalahhh, saya yang hanya pernah kursus bahasa jepang tingkat 2).
Saya tidak sempat photo bareng karena sudah terburu buru takut ketinggalan kereta yang terkenal on time, obrolan kami yang singkat saat itu saya hanya menanyakan jalur kereta ke daerah yang saya sudah lupa namanya dan segerombolan mereka pun ikut mengantarkan saya tepat di pintu masuk sebelum memasuki pemeriksaan karcis saati itu, kami pun ber dadah dadah ria, sebelum mereka memutar badan kembali menuju pintu keluar dari stasiun kereta.  

Balita Arab
Bertemunya saat tranist di Qatar menuju Jeddah , setengah jam saya menghabiskan waktu bersamanya, kedua orang tuanya sedang tertidur entah mereka tau kalau saya sedang bermain dengan anaknya atau tidak, kedua kakak perempuanya sibuk menulis di buku dengan huruf Arab dan inilah satu satunya anak yang berhasil saya ambil photonya yang memiliki tingkat terang yang cukup.
Cakep khan anaknya, klo ke Indonesia sudah jadi artis cilik kali nh anak


Batita Indonesia
Dia adalah Anak namanya Angga umrunya pas sembilan bulan, saya mengetahui umur persisnya hasil dari obrolan dengan mamanya dan beliau mengijinkan saya untuk menggendongnya dan saya pun membawanya ketempat take off paralayang, sampai dengan lagu andalan naik naik kepuncak gunung, momentnya tepat saya rasa sebagai karena memang kami sedang di atas gunung

Pertemuan singkat dengan mereka, dengan para anak-anak yang saya temui, menujukan dunia mereka adalah dunia tanpa basa basi, menolong tanpa berharap, perjalanan saya selanjutnya bakalan sudah bawa anak sendiri belum ya #ehh

Sudah terdengar siap siap Shalat Isya, lumayan ingatan hari in

Tidak ada komentar:

Posting Komentar