Judul Makassar bulan Juni muncul karena
keseringan mendengarkan dan membaca di sosial media puisi ciamik Hujan di Bulan
Juni di beberapa hari terakhir ini. Makassar, kota yang dikenal sebagai kota juaranya
demonstrasi, juaranya panah-panahan tengah malam, ini pendapat teman-teman aq
yang sedang bermukim diluar sana.
Hal yang berbeda bulan Juni ini,
acara Makassar International Writers Festival (MIWF) di 4 hari ini sanggup
mengalihkan dunia rutinku dunia kantoran, ini mungkin salah satu way, yang
membuatku tertarik untuk menciptakan goals baru dalam kehidupaanku, kegembiraan
saat diterima sebagai Volunteer sudah tertulis disini ,saat dimana panitia
mengumumkan daftar tamu-tamu penulis pun sudah ku curahkan disini
sampai kepada ke-melow-an saat detik-detik menjelang kegiatan ini akan berakhir
pun tak sanggup aq tidak menuliskannya disini. Dihalaman ini aq
ceritakan hal menarik saat aq “membuntutin” Mba Trinity , salah satu tamu di
acara ini, selama berada di Makassar.
Mba Trinity (Mba T) ini adalah
inspirasiku di dunia travelling, “Ratu”nya jalan-jalan yang berhasil keluar
dari comfort zone sebagai MMK (Mba Mba Kantoran) ... Saluttt , aq pun sampai
sekarang belum berani melakukan hal tersebut, tapi mungkin nanti tanpa menutup
kemungkinan itu ada.
Well, Hari pertama MIWF di 3 Juni
2015 saat dibukanya rangkaian acara, Passion in Action di Kampus Unhas, saat
itu Mba Trinity salah satu pembicaranya, disamping itu juga menghadirkan
pembicara lain yakni Irwan Tantu, Adel Yousouf, Nirwana Arsuka, Ridwan
Alimuddin, Sulaiman Miting, dan Lily Yulianti sebagai Moderator, namun saat itu aq tidak bisa keluar dari lingkungan
perkantoran karena memang disetiap 3 hari di awal bulan, selalu saja pantat ini
tak sanggup beranjak dari tempat duduk, menatap layar komputer sambil memainkan jari jemari bekerja menyambut persiapan monthly closing.
Sampai pada hari ketiga acara
MIWF sesi Traveler’s story, Junanto sebagai moderator, dan pembicaranya ada
Trinity, Mahir Pradana dan Pallavi dari India yang di dampingi oleh seorang Interpreter,
ini kejadian dimana seluruh semesta ikut mendukungku, saat pembagian jadwal
memandu acara/MC aq mendapatkan bagian ini, acaranya berlangsung hari Jumat jam
10 sampai 12 siang, perasaan deg-degan sehari sebelumnya, moga-moga kerjaan pun
ikut bersahabat, aq mencoba mengikuti prosedur kantor untuk bisa mengajukan
ijin non dinas, agar tugasku sebagai volunteer tidak mendapatkan kendala
nantinya. Alhamdulillah ijin setengah hari pun keluar, langkahku semakin ringan
menuju Fort Rotterdam pagi itu, ku mencoba datang sejam lebih awal agar bisa
menyapa alam sekitar, familiar dengan mic dan suhu di ruangan. Acarapun
berjalan lancar, sampai-sampai ruangan l Laga Ligo yang kami gunakan dipenuhi
audience, bahkan ada yang rela berdiri. Sebenarnya waktu 2 jam ini masih kurang
karena masih banyak hal-hal yang menggantung, aq coba bertanya agar bisa
melanjutkan obrolan cerita traveling dan Mba Ditta, tim dari Bentang Pustaka,
orangnya friendly, pun mengijinkan makan siang bersama. Tak ada habisnya daftar
pertanyaan yang masih bergelantungan dikepala sampai makan siang pun dengan Mba
Trinity berakhir.
Traveler's Story bersama Junanto, Trinity, Mahir Pradana, Pallavi
(Foto diambil dari twitter Junanto)
(Foto diambil dari twitter Junanto)
Dari kiri ke kanan Trinity, Aq, Ditta, Pallavi
Keberuntungan pun datang lagi
saat aq mengetahui ada acara Meet & Great Trinity hari Sabtu jam 2 – 4 siang di
Gramedia Panakukang, ini juga tak bisa aq lewatkan, kuselesaikan semua urusan
di pagi hari, agar bisa datang siang nanti. Acara berlangsung pun tidak kalah
serunya, tak hentinya kita dibuat tertawa atas cerita-cerita pengalaman lucu serta
jawaban atas pertanyaan dengan apa adanya, sampai di akhir acara aq pun kembali
ikut makan sore bersama di Konro Karebosi sebelum dia ke bandara.
Selama Mba Trinity berada di Makassar,
ku tanya hal-hal yang semoga tidak menjadi beban, tidak merusak suasana hati, tidak
membuatnya mengerutkan dahi dan berfikir yang menguras energi, aq pun kembali full
charges atas inspirasi-inspirasi darinya, termasuk menghadapi tamu-tamu auditor
yang mulai berdatangan dari kejauhan saat esok hari tiba.
Safe a flight Mba, terus menginspirasi
... terus jalan-jalan ... terus menerbitkan bukunya ...sukses dengan film naked travelernya, tiba saatnya kita
pun menempuh jalan ke arah kembali di kehidupan masing-masing. See U in another
moment.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar