Sabtu, 23 April 2016

Family Vacation di Manado

Mendengarkan Manado yang terlintas di kepala banyak orang dengan 3 B nya Bunaken, bibir dan bubur, ada juga yang menyebut Manado sebagai kota gereja karena terdapat banyak gereja di setiap sudut kota, tapi bagi saya Manado juga bisa di kategorikan sebagai kota salon karena banyak tersebar salon sana sini. Klo di pulau Jawa Aa Ganteng dan Neng Gelis banyak di temukan di kota Bandung sebagai pusat mode, nah klo di pulau Sulawesi, Manado bisa di sepadankan dengan itu, konon katanya nene moyang mereka banyak berada dari negeri kincir angin. Wajar saja wajahnya unik unik klo dua ras bertemu.



Family vacation saya saat long weekend bulan Maret 2016 saat itu jumat tanggal merah di hari paska dan weekend sabtu minggu, setelah menimbang sana sini, plus minus alternatif kota lain sampai kepada harus analisis SWOT (apaaa? ) pilihan akhirnya jatuh di Menado, jadilah kami memilih milih tempat ini, saya dan kedua orang tua saya sudah booking tiket duluan sebulan sebelum berangkat dan menyusul adik saya yang booking seminggu sebelum berangkat, walaupun bookinnya last minute adik saya ini dapat harga tiketnya sama dengan kami yang sudah booking sejak bulan lalu. Disini saya yang berperan sebagai travel agent hao hao (bahasa Medan yang artinya abal abal :p) mulailah browsing, how to do there, tempat menginap, transportasi, makan dimana aja.

Keberangkatan yang Penuh Drama
Kami memilih last flight di hari kamis menggunakan singa merah, berangkat 3 jam lebih awal karena katanya jalan menuju bandara yang sangat padat sekali banget karena sedang ada pengerjaan underpass di perempatan lima menuju masuk pintu gerbang bandara. Karena track record si singa merah ini yang bisa di bilang hampir tidak pernah on time agak bingung saat 5 menit setelah waktu yang tertera di boarding pas untuk boarding namun sudah ada panggilan di depan pintu agar penumpang segera naik ke pesawat, Alhamdulillah ucapku dalam hati sepertinya sudah ada perbaikan dalam hal manajemen waktu, para penumpang naik satu persatu dan tak lama pramugarinya pun sudah mulai menghitung setelah pesawat yang sepertinya hampir penuh. Drama adegan pertama pun mulai terjadi, 5 menit setelah kami duduk di dalam pesawat,  pengumuman disampaikan untuk ganti pesawat karena terdapat gangguan teknis, sempat saya bertanya saat melintas di depan pramugara yang berdiri dekat pintu keluar, "berapa lama nh perbaikannya", "paling 15 menitan Bu" jawabnya. Kami pun satu persatu keluar dari pesawat dengan barang bawaan, tak lama menunggu sekitar 10 menitan kembali dipanggil untuk naik ke pesawat kali ini tidak lagi menggunakan garbarata namun menggunakan bis karena jaranknya agak jauh dari gedung bandara, tak lama bis berjalan menuju ke pesawat yang dimaksud, saya yang duduk persis di belakang sopir mendengarkan percakapan sopir tersebut dengan seseorang yang mungkin dia seorang teknisi dan menginformasikan bahwasanya pesawat belum ready digunakan, "waduhhh kenapa kami disuruh naik ke bis kalau ternyata belum beres juga". Drama kedua pun terjadi, di pemikiran Pak sopir bandara mungkin waktunya tak lama lagi jadi kami tidak turun dari bus, 30 menit kami menunggu di dalam bus dan kami pun di turunkan lagi di pintu kedatang, gaduh pun terjadi oleh penumpang di counter pelayanan singa merah, tak sedikit penumpang mengamuk dengan suara meninggi kepada petugas entah itu petugas dari penerbangan atau dari angkasa pura, kami harus naik lagi mengunakan escalator ke gate, jadilah kami berangkat pukul 11.00 malam dari jadwal yang seharusnya 09.00

Tiba di Manado Saat Dini Hari
Akhirnya kami melewati pergantian hari di atas awan, saat keluar dari Bandara Sam Ratulangi, jam sudah menunjukan 01.00 dini hari, jalanan yang sepi dan hanya beberapa mobil yang berpapasan dan perjalan menuju hotel bisa di tuntaskan hanya sekitar setengah jam dengan menggunakan taksi tanpa argo. Saya sudah memesan Hotel Celebes yang sebelumnya sudah saya konfirmasikan karena kami bakalan early check in. Salah satu alasan kenapa saya memilih hotel ini karena memperbolehkan kami early check in tanpa additional charge namun sayangnya ada term condition yang tidak di jelaskan saat pembelian via website karena walapun judulnya family room 2 bed king size yang bisa memuat 4 orang namun breakfastnya hanya bisa untuk 2 orang dewasa dan 2 anak anak dibawah umur 12 tahun sementara kami datang dengan 4 orang dewasa sehingga ada tambahan biaya untuk sarapan untuk dua orang masing masing lima pulu ribu rupiah.


City dan Outter City Tour  
Hari pertama di Manado pagi pagi kami sudah siap siap menunggu jemputan untuk menuju destinasi awal, Pak Alex yang menjadi sopir kami hari itu datang ontime tepat jam 08.30 kami pun menuju ke kuliner pertama yakni nasi kuning Saroja ini berada tak jauh dari tempat menginap tepatnya Jalan Diponegoro, warungnya tampak sederhana namun di dalamnya sudah di penuhi pengunjung, selanjutnya perjalan menuju ke Danau Tondano yang berada di daerah Tomohon cukup jauh sekitar hampir dua jam, saya sempat tertidur di mobil, sayang juga melewati pemandangan hijaunya sawah, tapi apaah daya mata ini tak bisa diajak kompromi, kami tidak banyak menghabiskan waktu disini karena hanya meilhat bentangan air luas di kelilingi gunung sambil duduk di sebuah gazebo.

Sebenarnya ada beberapa spot yang dilewati namunkami skip karena khawatir tak cukup waktu, ada makam Pahlawan Imam Bonjol dan ada bukit kasih. Destinasi selanjutnya setelah Danau Tondano ini adalah Danau Linow, danau yang di kenal sebagai danau tiga warna, sebenarnya ketiga warna tersebut karea adanya gradasi wana hijau, hijau muda dan biru sehingga. Kami datang pas tanggal merah sehingga gate menuju ke Danua ini tutup, jadinya kami hanya berphoto di luar saja dan menikmati pemandangan dari bukit. Beberapa pengunjung pun melakukan hal yang sama.

Lanju perjalanan ke rumah saudara, ortu sudah janjian dengan saudara sepupu yang tinggalnya di daerah Bitung, kalau di lihat dari peta Bitung dan Tomohon ini berlawanan arah, Tomohon ke arah barat dan Bitung ke arah timur jadilah kami harus menempuh jarak sekitar 2 jam lagi untuk sampai di kota Bitung. Di tengah perjalanan, karena ini hari Jumat, Bapak dan Pak Alex akan singgah untuk jumatan sekalian makan siang, pada saat jam Jumatan tiba, kami pun singgah di daerah yang di sebut Kampung Jawa, dinamakan Kampung Jawa karena konon dulu area ini di jadikan area transmigran, dan kebetulan juga warung makan yang kami untuk makan siang pemiliknya orang jawa sunda.

Menjelang malam hari kami melihat sunset di Pantai Malalayang sambil menikmati Pisang Goreng dengan pasangan serasinya sambal ikan roa, minumnya sarabba hangat. Ada banyak penjual dengan menu yang sama di pantai ini jadi awalnya kami pun bingung memilh tempat yang mana, jadinya kami pilih aja tempat yang unik kebetulan tempat tersebut memliki tenda payung di pinggir pantai dan lokasinya pas di tengah tengah saat menatap pulau seberang pulau Manado Tua.

Package Tour Pulau Nain, Siladen dan Bunaken
Di hari kedua di Manado, awalnya kami berencana untuk sewa boat menuju bunaken tapi karena biayanya yang tergolong mahal jadilah saya mencari tour yang bisa beranglkat ramai ramai. Setelah browsing sana sini ketemulah travel yang mengorganized trip Wisata Manado Tour Guide ,dari review orang orang yang menggunakan jasanya sepertinya bagus, jadilah saya langsung menghubungi sesuai dengan nomor telphon yang ada di website, beruntung meeting point pelabuhannya di pindah ke pelabuhan calaca yang berada di belakang hotel kami menginap, pelabuhan calaca tersebut sudah di penuhi peserta trip, sepertinya travel tour ini overload peserta sehingga beberapa pesertanya di alihkan ke pihak lain termasuk rombongan kami, sangat di sayangkan pihak ini memberikan pelayanan yang kurang maksimal sepertinya kapal juga baru di charter karena kami baru bisa berangkat pukul 10.00 setelah menunggu kapalnya baru tiba yang seharusnya rombongan lain sudah berangkat sejak pukul 08.00

Pulau pertama yang kami datangi adalah pulau Nian, pulau ini akan timbul jika air sudah surut dan pulaunya tidak terlihat lagi saat airnya pasang,  tak begitu luas namun pasirnya putih dan airnya yang sangat jernih menjadikan kami betah di pulau ini, untuk menuju ke pulau tersebut kami harus diangkut dengan kapal kecil yang bisa menampung sepuluh orang.

Pulau yang akan didatangi selanjutnya selanjutnya adalah Pulau Siladen, sayangnya karena kami terlambat merapat, saat kami kesana kapal yang kami tumpangi tidak bisa berlabuh akhirnya berakhir makan siang diatas kapal dengan kondisi terombang - ambing pengaruh ombak.

Pulau terakhir adalah Pulau Bunaken, pulau ini nampakya tidak terlalu ramai untuk ukuran long weekend, kondisinya ibarat bunga yang berangsur angsur layu dan villanya agak sepi. Untuk ukuran tempat wisata yang pernah meraih penghargaan sebagai Taman Nasional dari UNESCO tahun 2005 sangat di sayangkan  karena sepertinya tempat ini sedang mengalami penurunan pamor.

Singgah ke dermaga Bunaken ini hanya untuk menyewa alat snorkling, tapi karena saya bawa alat sendiri jadinya bisa menghemat biaya sewa yang tergolong mahal 150 ribu untuk satu paket. perjalanan lanjut ke tempat snorkling sekitar 15 menit kapal pun singgah, dari atas terlihat sepertinya tidak terlalu dalam, air yang jernih dengan ikan-ikan kecil warna warni bergeromol menari nari, namun sangat disayangkan terumbu karangnya sudah hancur berkeping keping. Kami menghabiskan waktu sekitar sejam berenang di sekitar perahu dan kembali ke dermaga lagi untuk mengembalikan alat. Langit mulai meredup dan matahari pun seolah mengucapkan kata pamit, kami dan rombongan pun meninggalkan pulau tersebut menuju ke pelabuhan yang sama saat berlabuh.


Jalan Menuju Pulang
Di hari ketiga atau hari terakhir di Manado, setelah sarapan pagi di hotel dan check out, saya memesan taksi blue bird untuk mengantarkan kami ke bandara, namun sebelum ke bandara kami meminta Pak sopir untuk mengantarkan ke tempat belanja oleh oleh. Informasi dari teman yang tinggal di Manado, untuk ada dua tempat yakni Merciful Building dan satunya lagi Manado Souvenir, Pak Sopir yang ternyata sekampungdari Bugis Bone menyarankan ke Manado Souvenir saja karena untuk ke Merciful Building cukup jauh dan harus berputar untuk sampai ke bandara, karena tidak mau mengabil resiko ketinggalan pesawat, baeklah kami pun menyetujuinya. Sesampainya di Bandara sekitar pukul 10.00 dan pesawat kami jam 11.00, kali ini tidak ada drama di pesawat lagi dan jadwalnya si singa merah kali ini on time.

Inilah cerita family vacation sampai bertemu kembali, terima kasih untuk kenyamanan kota, keramahan penduduknya dan toleransi beragama yang tinggi.

Untuk  biaya selama di Manado tidak termasuk makan dan cemilan:
- Hotel Celebes family room Rp 310.000 permalam
- Additional Charges breakfast 2 orang Rp 100.000 per hari

- Rental Mobil 12 jam Rp 300.000
- Bensin Rp 150.000
- Tour Package ke Manado Rp 200.000 perorang
- Taksi Hotel - Bandara Rp 100.000
- Tiket masuk danau Tondano untuk 1 orang empat orang dewasa Rp 5.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar