Tidak terasa sudah empat tahun lamanya aq pindah ke kota kelahiran Makassar, walaupun judulnya anak yang terlahir di Makassar namun saat umur 3 tahun pindah ke kabupaten Bone, Kabupaten yang paling banyak penduduknya se Sulawesi Selatan dan berjarak +/- 5 jam jika ditempuh via darat
Seiring waktu berjalan saat selesai menyelesaikan kuliah di Yogyakarta, mendapatkan kesempatan mengadu nasib ke Ibukota Jakarta.. Jrennggg langsung ingat dengan lagu Ke Jakarta Aku khan kembali , awal-awal tinggal di Ibukota ini sangat berbeda waktu jaman kuliah di Yogyakarta, Yogyakarta kota yang penuh dengan nostalgia, kota dengan mayoritas penduduk berstatus "pendatang" sampai-sampai karena saling merasa senasib dan sepenanggungan kami merasa persaudaraan yang kuat dan satu lagi kota yang bersahabat dengan kantong yang masih bergantung pada orang tua (terima kasih Sahabat-Sahabat Jogja)
Kembali ke cerita Ibukota tadi, saat diterima di salah satu perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta rasa senang dan sedih bercampur, senangnya karena yeyyy bakalan punya duit sendiri dan sedihnya harus meninggalkan Yogya yang "nostalgia" tadi ( #melow :) ) but life must Go On, selamat datang di dunia yang baru, beruntung pertama kali kerja, saat itu di terima sebagai Management Trainee dan beruntungnya lagi teman-teman seangkatan dan hampir seumuran dari berbagai kota di Indonesia jadilah kita kembali merasa senasib dan sepenanggungan
Saat-saat menerima gaji , angkatan kami identik menghabiskannya dengan hang out bersama , berhubung tempat nongkorng yang saat itu lagi nge-hits tidak jauh dari lokasi kantor , setelah jam pulang kantor bisa dibilang dalam seminggu kami dengan senang hati meluangkan waktu mengunjungi CITOS (Cilandak Town Square)
Time flies so fast, teman2 seangkatan sudah tersebar di berbagai kota ada yang masih di perusahaan awal dan tidak banyak yang sudah pindah ke perusahaan lain bahkan memilih jalan pindah karena alasan konsentrasi dengan keluarga
Namun dari ulasan cerita tadi banyak pelajaran yang saya pribadi merasakan manfaatnya
1. Mengetahui rasanya macet, sehingga macetnya Makassar itu sudah dianggap hal yang biasa
2. Fasilitas apapun tersedia di sini, sehingga kita bisa tinggal memilih bentuk seperti apa yang di inginkan
3. Toleransi sesama, walaupun kata orang tinggal di Ibukota identik dengan individual , tapi ng juga sebenarnya , orang orang masih saling membantu , masih saling menyapa
4. Melatih diri lebih dewasa
5. Mengetahui segala sesuatu lebih awal, termasuk model baju yang lagi ngehits hehehe
Terima kasih Ibukota, terima kasih atas pendidikan kehidupannya berbagai macam hal, mungkin bila saat itu aq tidak memilihmu sebagai kota awal untuk mulai kehidupan baru, aq tidak memiliki banyak bekal dalam menatap masa depan dan kehidupanku tidak semenarik sekarang , sekali lagi Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar