Welcome to Melbourne, kalimat pertama terucap
saat pesawat mendaratkan rodanya di kota ini, trip ini bercerita tentang
reunion trip, kenapa reunian trip, karena kali ini saya tidak jalan-jalan
sendiri alias solo trip, melainkan bersama dengan teman-teman dari kantor
sebelumnya yang sudah lama tidak berjumpa (huuaaa #lebay), kami berempat yang
sekarang sudah tidak tinggal di kota yang sama, saya di Makassar, Abeth di
Pekanbaru, Nisha di Jakarta dan Raymond di Tembaga Pura,
Iten kali ini mengunjungi 3 kota di daerah
Australia: Melbourne, Sydney dan kota terakhir Gold Coast. Melbourne menjadi
judul dari tulisan ini, karena Melbourne memberi seuatu yang paling berkesan
diantara 3 kota yang di kunjungi (walaupun Sydney dan Gold Coast ng kalah
menarik juga sebenarnya), kota yang masih menjaga peninggalan-peninggalan dari
nenek moyang, museum masih bertebaran, gedung-gedung yang masih menyimpan
sejarahnya seolah ingin bercerita masa lalu dan belum di rubah sesuai dengan
jamannya, bahkan ukuran kota yang sudah sangat maju masih menyimpan kereta
traditional yang umurnya sudah sekian puluh tahun yang lalu, masih berfungsi
dan di gunakan sebagai alat transportasi umum sampai saat ini, penduduk
Melbourne yang terdapat ada banyak orang yang berusia tua dan suasana yang
memberikan ketenangan, mungkin kalau seumpama (ngayal-ngayal nh ceritanya) aq
yang terlahir sebagai penduduk Australia, aq akan memilih kota Melbourne
sebagai tempat "spent the time more" di masa tua.
Pemerintah Melbourne memang sudah settle dalam
hal pengembangan pariwisata, area-area wisata yang cukup jauh dari kota
melbourne sudah di sediakan pilihan paket wisatanya, karena untuk menuju ke
tempat-tempat wisata yang berada di luar kota tersebut tidak ada transportasi
umum, kalaupun ada kita drive sendiri ala-ala campervan seperti di film film,
jadi sebagai turis (cieee turiss) jadinya kita mengambil paket dari agen-agen
yang sudah "certified" dan biasanya waktu yang di butuhkan yakni
seharian full.
Tidak hanya paket wisata yang managed well,
kenyamanan lainnya di sudut-sudut kota yang bersih, tenang, adem rasanya. Hal
lain yang menarik, kami memasukan kalimat "berkunjung ke kampus" di
salah satu iten, dan pilihan kampus jatuh pada Melbourne University, sempat
memasuki area halaman yang saat itu di penuhi mahasiswa/i yang sebagian sedang
bermain musik akustik dan teman-teman lainya duduk bergelar tikar menyaksikan
pementasan berlangsung, ditemani berbagai macam cemilan-cemilan ringan berjejer
di sudut lapangan yang tidak jauh dari tempat mereka berkumpul, sepertinya
sedang ada event semacam kegiatan ekstra kurikuler. Kami pun menyempatkan
berfoto-foto ria yang berlatar belakang identitas kampus ini seolah olah
memberi kesan kami pernah kuliah di sini :) . Tak jauh dari gerbang pintu
utama, saat sudah keluar kampus kami ketemu Public Library yang terlihat selalu
penuh, sudah dua kali kami melawati jalur ini, rupanya anak muda Melbourne
lebih senang nongkrong di perpustakaan ketimbang rumpi-rumpi di mall.
Tak terasa suasana menjelang malam pun tiba, saat
jam-jam pulang kantor, para pekerja berdasi menggunakan jas sementara wanitanya
berkemeja kantor menggunakan rok dan high heels, duduk di cafe-cafe sekedar
bercerita, dinner serta wine sebagai pelengkap minumannya, tertawa-tawa ringan
dan berbincang-bincang, inilah kehidupan yang disebut work hard play hard, tapi
beberapa juga yang langsung pulang saat meninggalkan gedung perkantoran, kami
memperhatikan mereka bersepeda menggunakan ransel entah itu sedang berolah raga
malam ataupun menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar