Senin, 29 Desember 2014

Melbourne

Welcome to Melbourne, kalimat pertama terucap saat pesawat mendaratkan rodanya di kota ini, trip ini bercerita tentang reunion trip, kenapa reunian trip, karena kali ini saya tidak jalan-jalan sendiri alias solo trip, melainkan bersama dengan teman-teman dari kantor sebelumnya yang sudah lama tidak berjumpa (huuaaa #lebay), kami berempat yang sekarang sudah tidak tinggal di kota yang sama, saya di Makassar, Abeth di Pekanbaru, Nisha di Jakarta dan Raymond di Tembaga Pura,

Iten kali ini mengunjungi 3 kota di daerah Australia: Melbourne, Sydney dan kota terakhir Gold Coast. Melbourne menjadi judul dari tulisan ini, karena Melbourne memberi seuatu yang paling berkesan diantara 3 kota yang di kunjungi (walaupun Sydney dan Gold Coast ng kalah menarik juga sebenarnya), kota yang masih menjaga peninggalan-peninggalan dari nenek moyang, museum masih bertebaran, gedung-gedung yang masih menyimpan sejarahnya seolah ingin bercerita masa lalu dan belum di rubah sesuai dengan jamannya, bahkan ukuran kota yang sudah sangat maju masih menyimpan kereta traditional yang umurnya sudah sekian puluh tahun yang lalu, masih berfungsi dan di gunakan sebagai alat transportasi umum sampai saat ini, penduduk Melbourne yang terdapat ada banyak orang yang berusia tua dan suasana yang memberikan ketenangan, mungkin kalau seumpama (ngayal-ngayal nh ceritanya) aq yang terlahir sebagai penduduk Australia, aq akan memilih kota Melbourne sebagai tempat "spent the time more" di masa tua.

Pemerintah Melbourne memang sudah settle dalam hal pengembangan pariwisata, area-area wisata yang cukup jauh dari kota melbourne sudah di sediakan pilihan paket wisatanya, karena untuk menuju ke tempat-tempat wisata yang berada di luar kota tersebut tidak ada transportasi umum, kalaupun ada kita drive sendiri ala-ala campervan seperti di film film, jadi sebagai turis (cieee turiss) jadinya kita mengambil paket dari agen-agen yang sudah "certified" dan biasanya waktu yang di butuhkan yakni seharian full.
Tidak hanya paket wisata yang managed well, kenyamanan lainnya di sudut-sudut kota yang bersih, tenang, adem rasanya. Hal lain yang menarik, kami memasukan kalimat "berkunjung ke kampus" di salah satu iten, dan pilihan kampus jatuh pada Melbourne University, sempat memasuki area halaman yang saat itu di penuhi mahasiswa/i yang sebagian sedang bermain musik akustik dan teman-teman lainya duduk bergelar tikar menyaksikan pementasan berlangsung, ditemani berbagai macam cemilan-cemilan ringan berjejer di sudut lapangan yang tidak jauh dari tempat mereka berkumpul, sepertinya sedang ada event semacam kegiatan ekstra kurikuler. Kami pun menyempatkan berfoto-foto ria yang berlatar belakang identitas kampus ini seolah olah memberi kesan kami pernah kuliah di sini :) . Tak jauh dari gerbang pintu utama, saat sudah keluar kampus kami ketemu Public Library yang terlihat selalu penuh, sudah dua kali kami melawati jalur ini, rupanya anak muda Melbourne lebih senang nongkrong di perpustakaan ketimbang rumpi-rumpi di mall.
Tak terasa suasana menjelang malam pun tiba, saat jam-jam pulang kantor, para pekerja berdasi menggunakan jas sementara wanitanya berkemeja kantor menggunakan rok dan high heels, duduk di cafe-cafe sekedar bercerita, dinner serta wine sebagai pelengkap minumannya, tertawa-tawa ringan dan berbincang-bincang, inilah kehidupan yang disebut work hard play hard, tapi beberapa juga yang langsung pulang saat meninggalkan gedung perkantoran, kami memperhatikan mereka bersepeda menggunakan ransel entah itu sedang berolah raga malam ataupun menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar