Selasa, 24 Februari 2015

Jalan Jalan ke Apparalang

Ini perjalanan trip pertama bareng komunitas Makassar Backpacker di tahun 2015, Apparalang, tempat yang lagi nge-hits di social media

Saya pribadi mengetahui Apparalang ini, fanpage di facebook salah satu komunitas jalan-jalan juga memposting katanya surga tersebunyi di Sulawesi Selatan

Beruntung tidak lama kemudian setelah kopdar bersama anggota Makassar Backpacker kita berencana mengunjungi explore kabupaten Bulukumba di awal February, bertepatan juga saat itu festival datu di tiro (berbagai acara adat traditional yang ada di Bulukumba), kali ini tripnya kita pergi bersama dan pulang tidak bersama hehehe karena ada 2 tim. Tim 1 selama 2 hari (sabtu dan minggu) dan tim 2 selama 3 hari (sabtu,minggu dan senin) kebetulan saya masuk di tim 1

Iten tim 1
Day 1
Pagi-pagi kumpul di mesjid Telkom Pettarani Makassar, dan kita berangkat sekitar jam 10 pagi, lanjut makan siang ke pantai seruni kabupaten Bantaeng, oh iya buat yang punya banyak waktu untuk explore kabupaten Bantaeng ini ada beberapa pantai yang ciamik untuk dijadikan obyek photo-photo salah satunya pantai Marina, setelah makan siang selesai lanjut ke Kajang, tempat ini terkenal dengan adat yang sampai sekarang masih di pegang penuh yakni siapa pun yang masuk ke dalam area Kajang Dalam, harus menggunakan pakaian yang berbaju hitam dan satu lagi syaratnya jika ingin memasuk rumah kepala adat Kajang dilarang menggunakan sandal dan memphoto isi dalam rumah, jadi semua sandal kita simpan di depan pagar dan handphone dalam keadaan off. Jarak antara gerbang/tempat parking kendaraan sampai ke rumah kepala adat sekitar 15 menit dengan berjalan kaki

Sekitar setengah jam kita ngobrol-ngobrol dengan kepala adat Kajang, walaupun ng semua saya mengerti arti dari yang di omongkan, karena menggunakan bahasa daerah Bulukumba (kalau bahasa bugis sh saya ngerti :) )

Sayangnya, saat tulisan ini di buat ternyata photo di kajang tidak ada di handphone, lain waktu yach saya upload, photonya sudah di copy ke laptop

Setelah selesai dari Kajang dan waktunya sudah sore hari, perjalanan di lanjutkan dengan camp di pantai Bara, sempat kami tersesat dan terpisah dengan rombongan menuju area camp hehehe namun akhirnya team yang sudah duluan tiba dilokasi menjemput di tempat kami nyasar

Karena memang sudah larut malam , waktunya tidurrr zzzzzz

Total perjalan menggunakan mobil dari Makassar ke Kabupaten Bulukumba sekitar +/-  6 jam , cerita diatas lebih lama karena kami singgah di beberapa tempat sebelum menuju ke Bulukumba


Day 2
Pagi hari, cuaca di pantai Bara mendung, sayang sebenarnya karena kata orang tempat terOK untuk melihat matahari terbit yach ada di area ini, cuman tidak mengurunkan niat untuk photo2 bersama : ) , setelah semuanya puas dan tenda mulai di "gulung" dan perlengkapan sudah diangkut ke mobil saatnya menunjungi destinasy inti , Apparalang .. yeyyyy , sepanjang jalan berdoa semoga cuaca bersahabat


Bagaimana sampai ke Apparalang
Berjarak kurang lebih 30 menit menggunakan kendaraan dari arah pantai bira menuju ke kota Bulukumba sebelah kanan jalan patokannya ada SMK 6 yang berwarna biru (kalau dari arah kota Bulukumba SMK 6  berarti berada di sebelah kiri sebelum sampai ke Pantai Bira) masuk ke arah SMK 6 tersebut sampai bertemu dengan gapura (sebelah kanan jalan) dan langsung belok kanan , kalau ragu jangan lupa bertanya ke penduduk setempat, setelah melewati gapura tersebut jalan lurus aja nanti akan bertemu lagi dengan pertigaan , jangan khawatir ada petunjuk jalannya kok di pertigaan itu arah ke Aparalang. Ada baiknya ke sana menggunakan motor namun bila ingin tetap menggunakan kendaraan avanza seperti trip kami ini sebaiknya bersama driver yang tingkat advance karena medannya sulit dan bertebing, jangan menggunakan mobil jenis sedan

Jalan yang cukup terjal dan belum sepenuhnya di aspal, bahkan beberapa diantara rute jalan hanya bisa di gunakan untuk satu jenis mobil jika berpapasan dengan mobil dari arah berlawanan, salah satunya harus mundur sampai dapat jalan yang agak lebar yang bisa membuat mobil saling berpapasan selain itu sekitar jalan masuk masih banyak melintang ranting-ranting pohon




Waktu kami sampai disana, jumlah pengunjungnya belum sebanyak pengunjung pantai bara dan pantai bira bahkan tukang parkir dadakan yang biasa muncul di objek wisata juga belum ada (jadi kali ini parkirnya ng pakai bayar), namun beberapa jualan minuman dan makanan ringan sudah ada, toilet berbayar pun sudah ada

Ada baiknya jika masih ragu menggunakan mobil ke area Apparalang ini, bisa menyewa boat/perahu kecil dari pantai bira , saat kami kesana ada sekitar 3 perahu kecil yang membawa penumpang yang sedang snorkeling

Untuk menikmati Apparalang ini bisa dengan hanya bersantai melihat-lihat pemandangan atau menjadi penonton orang-orang yang berenang, orang-orang yang sedang menguji nyali terjun dari ketinggian juga ada, pemandangan alam bawah lautnya tidak banyak, hanya berupa bebatuan , ombak yang tenang dengan gradasi warna biru laut yang jernih, sehingga kita yang tidak berenang pun bisa melihat bebatuan bawah lautnya, sayang saat itu kondisi saya sedang tidak fit jadi hanya melihat orang berenang saja, namun trip berikutnya harus berenang eh berendam lebih tepatnya :) , untuk turun berendam/berenang, ada berbagai macam cara bisa melewati tangga, bisa langsung lompat dari jembatan, lebih ekstrim lagi lompat dari tebing (beberapa anak muda bernyali melakukan yang ekstrim ini, kalau saya sh ng berani )

Setelah puas photo2 dan matahari juga sudah menampakan kesinarannya, perjalan di lanjutkan ke pantai samboang dimana terdapat berbagai macam acara traditional datu di tiro tadi, kami sempat nonton lomba menunggang kuda (cukup banyak yang menghadiri acara datu di tiro ini) dilanjutkan makan siang dan terkahir perjalanan pulang ke Makassar, untuk oleh-oleh jangan lupa singgah di penjual jagung rebus yang ada di kabupaten Jeneponto,


Sepanjang sejarah, Bulukumba trip ini adalah trip peserta terbanyak selama acara jalan-jalan Makassar Backpacker, sebanyak lebih dari 50 orang yang ikutan di trip ini

Terima kasih teman - teman Makassar Backpacker sudah memfasilitasi trip ini

Sabtu, 14 Februari 2015

Alfa , Tidur Lagi Lah ! #Gelombang

Kali ini mau nulis review tentang bukunya mba dee edisi gelombang, mengetahui serial supernova ini udh lama sejak duduk di bangku kuliah di Jogja, awalnya baca buku Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, milik teman kosan, yang ternilai saat itu bahasanya berat dan yang terlintas nh penulisnya memiliki “bank” istilah sastra yang sudah sudah advance, lah aq saat itu yang masih duduk di bangku kuliah musti ngulang bacanya biar alurnya ngikutin, yang ada di pikiran saat ini mbanya yang salah satu group vokal RSD ini kenapa ng konsen nyanyi aja sh khan kalau nyanyi honornya langsung, lah kalau penulis pan harus nunggu bukunya laris , best seller dulu baru dapat royali banyak heheehe.Anyway interest orang khan bisa berubah iya nga ... iya ng .. jawab Iyaaaa.... :)
Seiring waktu berjalan Mba Dee ngeluarin buku barunya edisi gelombang. Nah apa isi cerita gelombang ini, mari kita kupas satu persatu (kali ini reviewnya aq kasi kode numerik ) walaupun sebelum membuat review ini saya harus googling dulu tempat-tempat maupun jenis acara yang disebutkan dalam buku ini agar lebih gampang berimajinasi dan membayangkannya

1. Mendengarkan kata Gelombang yang artinya (versi saya ya) bergerak, maju dengan hempasan angin kebayang dong awalnya nebak kalau narasinya naik turun naik turun, ngebayangin diatas kapal trus gelombang laut yang kenceng, terbukti khan cerita awalnya tentang si Gio yang sedang mencari Diva , trus apa hubungannya yach dengan  Alfa si pemeran utama di buku ini, jawabannya tunggu di seri buku ke 6 Intelegensi Embun Pagi, Mungkin..... Ahh sudahlah

2.Berbeda dengan buku pertama kali , yang pasti kali ini aq bacanya udh bukan ngulang2 lagi ,si pembaca kali ini semakin mature dalam membaca cerita fiksi #halah... di tambah lagi penulis semakin imajiner dengan gaya tulisan yang berbeda dari sebelumnya dan naratif akan sosok alfa yang unik mengalir di setiap halaman demi halaman

3. Aq pribadi (yang bukan orang Batak) setelah membaca Gelombang ini akan mencari seperti apa acara Gondang  sebagai awal pembukaan Mba Dee memperkenalkan salah satu acara adat Batak, sebagai awal keunikan dari kisah Alfa , ditambah lagi “si penjaga portibi” nah ini nh dari baca namanya aja udh menggambarkan sosok serem.

4. Mimpi-mimpi menyebabkan seorang insomniatic untuk berimajinasi, mimpi-mimpi yang bermunculan   itu di antispasi dengan merubah pola tidur (anti mainstream) yang akhirnya membawanya ke Jakarta dan ke  New York sebagai pendatang illegal , sampai berpetualang sampai ke Tibet.ehmmm   Ada beberapa mimpi-mimpi yang saya skip untuk mengetahuinya lebih dalam hanya beberapa yang teringat tentang sesuatu yang namanya reinkarnasi, tentang bagaimana menemukan kembali yang “mungkin” dulunya pernah terjadi , pertanyaan lagi Apa iya jam tidur yang sedikit menjadikan kita lebih pintar ?

5.Ishtar, nah ini ini cewe modern yang menjadi warna baru dalam alur cerita, yang merubah pola alfa yang tadinya A ke Z menjadi Z ke A

6. Tibet kota yang identik dengan budaya yang kental dimana tempat alfa ingin memecahkan masalahnya, btw pertanyaan lagi nh kenapa Tibet yach, kenapa bukan Beijing atau Guangzhou, hehehe klo ini intermezo

Duhh Mbaaa dulunya emaknya ngidam apa sh waktu masih dalam kandungan, kok bisa berimajinasi dan membuat penasaran disetiap karyanya, pesan moral buat yang pecinta supernova, biarkan sang penulis dengan imajinasinya bahkan terbang sampai ke kutub utara dan kembali ke kutub selatan agar benang merah yang mulai tidak kusut ini mulai menemui alur di setiap bagiannya dan agar tidak terasa terburu buru dalam menyusun kepingan kepingan, biarkan imajinasi yang liar ini otomatis ter gurindah di alam pikiran Mba dee *)

*) Sambil menunggu Intelegensi Embun Pagi, aq buatin sketsa buat covernya dulu hehehe